Bocah Asal Pasuruan yang Terseret Arus Sungai Gembong Ditemukan Tewas
PASURUAN, iNews.id – M Ibrahim (8) bocah yang sempat hilang terseret arus di Sungai Gembong ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa, Senin (26/3/2018). Jenazahnya ditemukan warga dan relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasuruan di belakang pabrik karton, sekitar satu kilometer dari lokasi hilang.
Pantauan iNews di rumah duka yang berlokasi di Kebun Jaya, Kelurahan Kebun Agung, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, ramai dikunjungi warga. Ratusan warga setempat tampak melayat dan melihat korban untuk terakhir kalinya sebelum dibawa ke Pemakaman Macilan, komplek Makam Untung Suropati, salah satu pahlawan nasional.
Sejumlah warga mengaku kehilangan atas sosok anak yang dikenal soleh dan alim tersebut. Mereka tak menyangka kepergian almarhum begitu dengan cara yang tragis. "Orangnya tuh sopan, baik, dan pandai," ucap Zainal, tetangga korban.
Setelah jenazah disalatkan, ratusan warga ikut mengiring ke lokasi pemakaman. Pihak keluarga tampak sangat terguncang atas peristiwa tersebut. Ayah korban, Muslimin, terus meneteskan air mata. Begitupun dengan kakaknya yang tak bisa menyembunyikan kesedihan yang ia rasakan.
Seusai jenazah dimasukan ke dalam liang lahat, kakak korban tampak memberi ayam, janur serta pisang di atas tanah sebagai salah satu tradisi masyarakat setempat. Suasananya begitu hening dan penuh duka yang dirasakan keluarga dan masyarakat.
Perangkat kelurahan setempat, Supriyono mengatakan, alamrhum masih memiliki hubungan darah dengan salah satu pahlawan nasional Untung Suropati. Hal ini yang mendasari pemilihan lokasi di pemakaman yang beredekatan dengan pahlwan tersebut. Selain itu juga, lokasi rumah mereka dengan tempat pemakaman. "Masih ada keturunan dari keluarganya," kata Supriyono.
Diketahui M Ibrahim, tenggelam bersama delapan rekannya di Sungai Gembong saat bermain perahu-perahuan yang terbuat dari pohon batang pisang. Saat bermain, perahu mereka tersangkut bambu hingga terbalik dan menyebabkan mereka semua tenggelam pada Minggu 25 Maret 2018. Ketujuh temannya bisa menyelamatkan diri, sementara putra bungsu dari dua bersaudara pasangan Muslimin dan Sulis itu hilang terseret derasnya air.
Editor: Donald Karouw