Awas, Penyakit Kencing Tikus Mewabah di Surabaya
SURABAYA, iNews.id – Wabah penyakit tikus atau leptospirosis melanda Kota Surabaya. Di Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, virus yang bersumber dari air kencing tikus ini bahkan menjangkiti satu keluarga. Satu orang meninggal dunia, diduga akibat virus mematikan ini.
Korban bernama, Sukatono meninggal dunia, Sabtu (19/11/2017) malam, setelah dua hari sebelumnya mengalami demam tinggi dan pegal-pegal, seperti lumpuh layu. Warga Dukung Karangan Gang V ini sempat dilarikan ke Rumah Sakit Wiyung Sejahtera, namun nyawanya tidak tertolong.
Tak hanya Sukatono, Suparmi sang isteri, dan dua orang anaknya juga diduga menderita penyakit yang sama. Sejak Senin, 20 November 2017, Suparmi dan kedua anaknya demam tinggi sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. “Kejadian ini sudah kami laporkan ke Dinas Kesehatan Surabaya. Kami khawatir penyakit ini menular ke warga lainnya,” kata Ketua RT 10/III Kelurahan Babatan, Sigit Nurcahyanto, Selasa (21/11/2017).
Sementara itu, sebagai tindak lanjut laporan tersebut, Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya telah mengambil sampel darah keluarga Sukanto untuk diuji laboratorium. Hasilnya, positif suspect leptospirosis. Kesimpulan ini juga sama dengan hasil pemeriksaan tim dokter Rumah Sakit Wiyung Sejahtera.
Sigit menambahkan, wabah virus tikus berawal dari kondisi sakit Sukatono. Sudah seminggu lebih Sukatono mengalami demam dan tidak bisa berjalan. Saat itu, pihak keluarga menduga Sukatono terkena asam urat biasa. “Karena kondisinya makin lemas, akhirnya Sabtu pagi saya bawa ke rumah sakit. Tetapi, malam hari beliau meninggal,” ungkapnya.
Sigit awalnya juga tidak mengetahui bila Sukatono menderita virus tikus. Yang dia tahu, saat itu badan Sukatono berwarna kuning, seperti penderita gangguan liver. “Kata dokter, tanda-tanda virus juga tubuh menguning. Karena itu kami semua khawatir,” ujarnya.
Sementara itu, mengantisipasi kejadian serupa, Badan Kesatuan, Bangsa, dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya langsung membersihkan rumah Sukatono. Saat proses pembersihan, petugas juga menangkap beberapa ekor tikus yang diduga menjadi penyebab munculnya virus.
Dokter Puskesmas Wiyung, dr Novita menjelaskan, laptospirosis adalah virus yang bersumber dari air kencing tikus. Air kencing tikus ini terbawa aliran air akibat hujan atau banjir dan terjadi kontak dengan manusia. “Makanya harus hati-hati. Apalagi warga yang tinggal di daerah kumuh dan dihuni banyak tikus. Jaga terus kebersihan lingkungan,” pungkasnya.
Editor: Maria Christina