get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah KNIL Hadapi Jepang: Tentara Pribumi Dipaksa Bertempur dengan Persenjataan Minim

Asal-usul Istilah Hidung Belang: Kisah Tragis Percintaan Anak Pejabat Kolonial

Kamis, 02 Maret 2023 - 15:24:00 WIB
Asal-usul Istilah Hidung Belang: Kisah Tragis Percintaan Anak Pejabat Kolonial
Wayang Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Jan Pieterszoon Coen (1587-1629). (Foto: Antara)

BLITAR, iNews.id - Skandal seks yang memalukan sekaligus menghebohkan pernah terjadi di kastil Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Jan Pieterszoon Coen (1587-1629), di Batavia (Jakarta). Skandal seks yang mencoreng muka itu dilakukan oleh Sara Specx, putri anggota Dewan Hindia, Jacques Specx, sekaligus sahabat karib Coen.

Coen marah besar. Meski dia teringat Sara adalah putri sahabatnya, namun hukum harus tetap ditegakkan. 

“Coen ingin hukum ditegakkan. Dia tidak ingin menjilat ludahnya sendiri,” demikian dikutip dari buku Bukan Tabu Nusantara (2018), Kamis (2/3/2023).

Sara Specx seorang gadis rupawan. Ibunya seorang perempuan Jepang yang menjadi gundik Jacques Specx. Oleh karena itu, Sara lahir di Jepang dan dibawa oleh orang tuanya ke Hindia Belanda.

Pada 1627, Jacques menitipkan putrinya kepada Coen lantaran harus kembali ke Belanda. Jacques percaya, sahabatnya Coen yang juga Gubernur Jenderal, mampu mengasuh putrinya.

Coen tidak menolak amanah yang disampaikan Jacques. Dia mengangguk sambil menatap anak perempuan itu. Sara pun tinggal di kastil tempat Coen berada.

Dia menjadi staatdochter atau putri negara. Oleh Coen, Sara juga dipekerjakan sebagai salah satu pengiring Eva Ment, istrinya.

Di tengah kesibukannya, Sara diam-diam menjalin hubungan asmara dengan Piter Jacobszoon Cortenhoeff, seorang vaandrig atau serdadu bawahan yang biasa menjaga kastil Batavia.

Piter merupakan pemuda kelahiran Arakan (Myanmar). Ayahnya seorang koopman atau pedagang Belanda yang menikahi perempuan pribumi. 

Sara terpesona dengan ketampanan Piter Jacobszoon yang dia temui setiap hari. Sejoli itu lantas lupa daratan. 

Pada suatu malam, keduanya tepergok sedang memadu kasih di dalam kastil tempat Coen berada. Kabar skandal seks itu sontak menyebar luas. 

Coen diketahui seorang puritan. Dia memegang erat ajaran calvinis. Peristiwa yang memalukan itu seakan telah menampar mukanya. Baginya pelaku pelanggaran seksual harus dihukum berat.

“Karena selama ini dia ingin memberikan teladan yang baik dan berupaya memerangi sifat-sifat buruk hamba kompeni bermoral bejat," demikian tertulis dalam buku itu.

Pada 6 Juni 1629, hukuman berat dijatuhkan. Istri Coen, Eva Ment, dan dewan gereja sudah berusaha membujuk untuk membatalkan hukuman. Namun rayuan itu tak diindahkan Coen.

Piter Jacobszoon dihukum pancung. Sebelum dipenggal, wajah tampan Pieter, terutama hidung, oleh algojo dicoreng arang sebagai tanda pelaku pencabulan.

Saat kepala yang terputus itu menggelinding di atas tanah, warga menyaksikan bagian hidung mayat yang belang oleh coretan arang. Warga pun menyebut kepala itu dengan sebutan 'Si Hidung Belang'.

Lalu bagaimana dengan nasib Sara Specx? Gadis rupawan itu dipaksa menyaksikan kekasihnya dipancung. Dia juga dicambuk, ditelanjangi, dan sekaligus dipertontonkan di depan masyarakat luas.

Keputusan hukuman berat yang dijatuhkan Coen tidak hanya membuat gempar Hindia Belanda, melainkan juga negeri Belanda. Bahkan pada 1843, kisah skandal Sara Specx dituangkan dalam sebuah kisah oleh W. L. Ritter, seorang jurnalis.

Kisah berbahasa Belanda itu diberi judul 'Sarah Specx, Batavia 1629 yang diterbitkan Tijddschrift voor Nederlands-Indie'.

Editor: Rizky Agustian

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut