get app
inews
Aa Text
Read Next : Anomali Cuaca di Jatim, Hujan Deras Guyur Malang di Musim Kemarau gegara Ini

Asal Usul Bahasa Khas Malang, Digunakan Pejuang Hindari Spionase dan Informan Pengkhianat

Selasa, 13 Agustus 2024 - 06:22:00 WIB
Asal Usul Bahasa Khas Malang, Digunakan Pejuang Hindari Spionase dan Informan Pengkhianat
Suasana Kota Malang saat dikuasai tentara Belanda di masa pascakemerdekaan. (Istimewa)

KOTA MALANG, iNews.id - Bahasa Khas Malang atau Bahasa Jawa Malang disebut juga dialek Malang atau Boso Walikan merupakan sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di kawasan Malang Raya. Di masa lalu, Malang menjadi wilayah yang dikuasai tentara sekutu pascaproklamasi kemerdekaan Indonesia.

Saat itu tentara sekutu termasuk Belanda melancarkan Agresi Militer I dan II untuk menjadikan Indonesia negara jajahan kembali.

Beragam cara dilakukan oleh masyarakat Indonesia kala itu dalam melakukan perlawanan. Di Malang, ada sebuah peninggalan budaya yang menyiasati adanya informan lokal atau warga pribumi membocorkan perjuangan pejuang-pejuang Indonesia. Para pejuang yang biasanya melakukan perlawanan melalui taktik gerilya.

Pemerhati budaya dan sejarah Agung Buana mengatakan, aksi gerilya para pejuang ini biasanya terbongkar oleh informan atau spionase para pribumi, yang bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia bahkan bahasa Jawa sekalipun. Apalagi sebagai informasi tentara Belanda dan sekutunya juga mengerahkan satuan prajurit KNIL, yang juga ada warga Indonesia yang dipekerjakan oleh Belanda.

"Ketika itu agresi militer pertama dan kedua tahun 1947 dan 1949, itu masa-masa pelik. Peliknya ketika Belanda masuk ke Malang lagi ternyata diikuti orang-orang kalau dikatakan pengkhianat, orang-orang Indonesia tapi yang memberikan informasi ke Belanda," ujar Agung Buana.

Dari sanalah akhirnya para pejuang dari Malang ini memilih menggunakan bahasa walikan Malangan, yang telah ada sejak dahulu. Bahasa ini biasanya digunakan dalam nongkrong warga untuk menghindari spionase dan kebocoran informasi oleh para pengkhianat ini. Apalagi para spionase ini kendati warga Jawa dan Indonesia, tak mengerti arti bahasa walikan yang digunakan sehari-hari berkomunikasi warga Malang asli.

"Para spionasenya Belanda, itu kan kegiatan spionase untuk melihat gerak-gerik perlawanan orang Malang itu gimana. Perjalanan pergerakan TRIP bagaimana, pergerakan brigadenya Imam Sujai bagaimana, mereka orang-orang kita yang ditelusupkan untuk masuk informasi itu," ucap pria yang pernah menjabat Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang.

Dari sanalah masyarakat Malang mulai menggunakan bahasa walikan khas Malang sebagai bahasa sandi dengan sesama orang Malang. Bahasa komunikasi ini untuk menghindari adanya penyadapan dan pembocoran informasi dari para orang Indonesia, yang turut menjadi spionase Belanda.

"(Bahasa walikan) digunakan sebagai alat komunikasi perjuangan orang Malang sendiri, orang Malang sendiri berkomunikasi dengan orang Malang yang berada di luar garis demarkasi atau garis batas. Garis batasnya contohnya Kedungkandang, Kedungkandang Bululawang ke sana miliknya Republik Indonesia sini (di Kota Malang milik) Belanda, (daerah) Sumbersari itu perbatasan, Singosari itu perbatasan, di perbatasan-perbatasan itulah bahasa walikan dipergunakan," katanya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut