Asal Mula Mudik Lebaran yang Jadi Agenda Tahunan di Indonesia, Sudah Tahu?

JAKARTA, iNews.id - Bagaimana asal mula mudik lebaran? Pertanyaan tersebut kerap muncul di kalangan masyarakat Indonesia saat mendekati Idul Fitri.
Sebagaimana yang telah diketahui, mudik berkembang menjadi sebuah tradisi di Nusantara yang sayang untuk dilewatkan setiap tahunnya. ‘Agenda tahunan’ ini bahkan selalu menarik sorotan media dan kerap mendapat dukungan dari perusahaan tertentu serta pemerintah.
Adapun sejarah mudik lebaran di Indonesia yang patut untuk diketahui adalah sebagai berikut.
Mudik telah berkembang pesat sejak masyarakat Indonesia mengenal adanya urbanisasi. Urbanisasi ini terjadi setelah Indonesia merdeka, di mana situasi politik terbilang stabil dan Jakarta menjadi ibu kota negara.
Setelah lepas dari penjajahan, pemerintah Indonesia memang lebih banyak berfokus pada perkembangan Jakarta. Berbagai fasilitas pun didirikan, sehingga melahirkan banyak lowongan pekerjaan.
Sejak saat itu, masyarakat dari berbagai wilayah di tanah air, termasuk wilayah yang perekonomiannya kurang berkembang mulai berdatangan ke Jakarta. Di tahun 1950-an, penduduk yang mendiami Jakarta bahkan melonjak menjadi 1,4 juta jiwa.
“Ini (urbanisasi) mungkin setelah kemerdekaan, setelah banyak orang mencari pekerjaan di kota. Mungkin tahun 60an 70an dimana Kota Jakarta mulai didatangi orang dari berbagai desa,” kata Guru Besar Fakultas llmu Budaya Universitas Airlangga Purnawan Basundoro, seperti dikutip iNews.id dari laman resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur, Kamis (13/4/2023).
Saat pendatang tersebut telah mendapat pekerjaan di Jakarta, rasa rindu terhadap kampung halaman akan muncul. Sayangnya, jarak yang jauh dan waktu libur yang sebentar membuat mereka tak bisa terus-menerus pulang ke kampung halaman.
Karenanya, para pendatang akan memanfaatkan jatah libur lebaran untuk pulang ke kampung halaman karena terdapat libur yang cukup panjang. Fenomena ini ternyata juga mendapat dukungan dari pemerintah saat itu, di mana jalur kereta api yang dibangun oleh Belanda kembali dioperasikan.
Memasuki tahun 1980-an, opsi alat transportasi semakin beragam. Animo masyarakat terhadap mudik pun selalu meningkat setiap tahunnya.
Istilah ini sebenarnya dulunya tidak begitu populer. Namun seiring dengan berjalannya waktu atau sekitar tahun 1980-an, istilah mudik banyak digunakan.
Editor: Komaruddin Bagja