Pengamatan kegempaan disebut Hendro, juga menunjukkan masih terekamnya tremor menerus dengan amplitudo 0,5-1 mm, dengan dominan 0,5 mm, yang disertai pula terekamnya gempa vulkanik dalam 3 kali kejadian selama Bulan Desember ini. Hal ini menunjukkan adanya proses fluktuasi tekanan di dalam tubuh Gunung Bromo yang disertai oleh aliran fluida ke permukaan.
"Pengamatan deformasi dengan menggunakan peralatan borehole tiltmeter dan tiltmeter, menunjukkan pola kecenderungan peningkatan tekanan di sekitar tubuh Gunung Bromo selama Bulan Desember ini," terangnya.
Selain itu, ada potensi bahaya yang bisa ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas kawah, yakni terjadinya erupsi freatik, ataupun magmatik dengan sebaran material erupsi berupa abu dan lontaran batu pijar.
"Sebaran batu pijar dapat mencapai radius 1 kilometer dari pusat kawah, serta keluarnya gas-gas berbahaya bagi kehidupan," ujarnya.
Editor: Kastolani Marzuki