Aksi Heroik Gajah Mada dan Pasukan Bhayangkara Gagalkan Pembunuhan Raja Majapahit
Kala itu Gajah Mada menjadi komandan pasukan khusus Bhayangkara yang terdiri atas 15 prajurit pengawal khusus raja yang masih setia. Pasukan Bhayangkara ini bukanlah pasukan sembarangan, mereka merupakan penjaga keamanan raja yang terdiri atas orang-orang sakti dan setia yang dipilih.
Para pengiring raja itu terdiri atas pengawal dan pelayan tersebut kemudian disebut pengalasan. Konon selama dalam pelarian di Desa Bedander itulah Gajah Mada terpaksa membunuh seorang abdi pangalasan yang juga anggota pasukan Bhayangkara yang minta izin paksa untuk pulang ke Kotaraja Majapahit.
Gajah Mada yang tak mengizinkannya, tetap dipaksanya untuk bisa meninggalkan Bedander. Alhasil Gajah Mada yang melihat gelagat aneh, terpaksa membunuh pasukannya dengan menusukkan kerisnya. Tindakan yang diambil Gajah Mada jelas agar tidak ada yang tahu kemana Raja Majapahit ini mengungsi.
Dia khawatir jika tempat pengungsian raja sampai bocor, Ra Kuti akan memerintahkan pasukannya untuk mengejar dan membunuh raja. Jika hal itu terjadi maka kekuatan pasukan Bhayangkara yang mengawal raja kalah jumlah.
Gajah Mada pun akhirnya meninggalkan Bedander untuk secara diam-diam ke kotaraja atas izin raja. Ia mencoba memantau kondisi keamanan di Majapahit dan mencari tahu perihal Ra Kuti.
Saat bertemu dengan pejabat istana dan ditanya keberadaan Jayanagara, Gajah Mada hanya berbohong dan menjawab bahwa sang raja telah mati terbunuh oleh suruhan Ra Kuti. Maka Gajah Mada balik bertanya apakah bersedia dipimpin oleh Ra Kuti, mayoritas pejabat dan beberapa rakyat, tak menghendakinya.
Editor: Donald Karouw