2 Calhaj asal Jatim Meninggal Dunia di Madinah, Ini Identitasnya
SURABAYA, iNews.id - Dua jemaah calon haji (calhaj) asal Jawa Timur (Jatim) meninggal dunia di Madinah, Arab Saudi. Berdasarkan laporan Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, kedua calhaj meninggal dunia karena sakit.
Ketua PPIH Embarkasi Surabaya Husnul Maram di Surabaya, mengatakan, dua calhas asal Jatim yang meninggal dunia masing-masing atas nama Ahmad Suhadak Riduwan (53) asal Kabupaten Gresik, yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 9.
"Seorang lainnya atas nama Langen Delem Dussalam, usia 90 tahun, asal Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, yang tergabung dalam Kloter 1 Embarkasi Surabaya," katanya.
Husnul mengatakan, jemaah yang meninggal dimakamkan di Madinah. "Insya Allah husnul khotimah karena meninggal dalam momen melaksanakan ibadah haji di tempat yang penuh barokah, yakni Madinah," katanya.
Selain dua calon haji asal Jatim yang meninggal dunia di Madinah, sebelumnya juga mencatat tiga orang yang meninggal dunia di daerah asalnya jelang keberangkatan menuju ke Asrama Haji Embarkasi Surabaya, yakni dari kloter 2 asal Kota Surabaya, serta kloter 7 dan 8 asal Kabupaten Sumenep.
Sementara PPIH Embarkasi Surabaya hingga malam ini telah memberangkatkan 11 kloter ke Tanah Suci dengan total 4.906 orang yang terdiri dari 4.851 jamaah dan 55 petugas. Selain itu kloter 12, 13 dan 14 asal Kabupaten Blitar dan Magetan hari ini memasuki Asrama Haji Embarkasi Surabaya.
Dia merinci dari 11 kloter dari Embarkasi Surabaya yang telah diberangkatkan ke Tanah Suci, terdapat 14 jemaah yang gagal berangkat atau tertunda keberangkatannya karena sakit.
"Enam jamaah sakit di daerah asalnya sebelum berangkat ke Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Sedangkan delapan jamaah jatuh sakit ketika sampai di Asrama Haji Embarkasi Surabaya," katanya.
Sebelumnya tercatat dua calon haji yang tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci karena sakit dari kloter 3 dan 4 Surabaya. "Hari ini keduanya telah diberangkatkan ke Tanah Suci bersama rombongan kloter 7 Embarkasi Surabaya," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin