1 Kecamatan di Kota Malang Berstatus KLB Difteri, Ini Penyebabnya

MALANG, iNews.id - Satu kecamatan di Kota Malang ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri. Status Penetapan status itu setelah seorang anak meninggal dunia.
"Iya jadi KLB. Ada anak usia delapan tahun berjenis kelamin laki-laki meninggal dunia terkonfirmasi positif difteri," ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Husnul Muarif, Kamis (31/8/2023).
Husnul menjelaskan, pasien tersebut bergejala mengarah ke difteri saat dirawat. Ketika dilakukan pemeriksaan dan deteksi pada tanggal 15 Juni 2023 lalu. Setelah itu hasil swab dikirim ke balai laboratorium Surabaya untuk diperiksa.
"Pasien sudah ditangani tapi akhirnya meninggal di rumah sakit. Hasil swabnya positif difteri," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan dan keterangan keluarga korban, pasien tersebut belum melakukan imunisasi dasar difteri. Anak tersebut tinggal di wilayah Kecamatan Kedungkandang.
"Jadi imunisasi dasar belum dan program juga belum. Kalau itu imunisasi dasar itu program. Kita tetap memberikan anjuran kepada masyarakat, untuk mengikuti program imunisasi dan imunisasi dasar," tuturnya.
Atas dasar itu, Dinas Kesehatan Kota Malang membuat laporan ke Dinkes Jawa Timur dan menetapkan status KLB difteri di satu kecamatan dari lima kecamatan yang ada di Kota Malang.
"Karena ada kasus difteri, kemudian kita membuatkan laporan, dari rekomendasi dinas kesehatan provinsi untuk dilakukan ORI, Outbreak Respons Imunisasi berupa pemberian vaksin atau imunisasi kepada wilayah dengan sasaran umur 1-15 tahun," katanya.
Menurut Husnul, pemberian imunisasi difteri menjadi hal mendasar dilakukan untuk antisipasi penyebaran difteri, termasuk ke beberapa anak yang belum dilakukan imunisasi difteri. Dia menargetkan ada sebanyak 95 persen anak bisa menjalani imunisasi dasar, seperti difteri, campak, tetanus, polio, hingga hepatitis.
"Sebenarnya kalau untuk saat ini bukan pencegahan, tapi melengkapi karena ada kasus, sehingga dikhawatirkan kasus ini menyebar, sehingga dicegah atau dipagari dengan penambahan imunisasi umur 1-15 tahun," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin