Warga Tuban saat antre mendapatkan bubur Muhdor di Masjid Al Muhdor. (Foto: iNews.id/Pipiet Wibawanto)

TUBAN, iNews.id - Bulan Ramadan bagi warga Tuban, Jawa Timur terasa tidak lengkap tanpa menikmati bubur Muhdor. Ya, bubur legendaris yang hanya ada tiap bulan suci Ramadan itu selalu dinantikan warga sebagai menu berbuka puasa.

Tak heran jika ratusan warga rela mengantre demi bisa mendapatkan sepiring bubur yang dibuat warga keturunan Timur Tengah itu. Sejak pukul 15.00 WIB, ratusan warga baik orang tua maupun anak-anak sudah menunggu di halaman Masjid Muhdor Jalan Pemuda Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Kota. Begitu bubur tersebut masak, mereka saling berebutan agar bisa mendapatkan bubur tersebut.

Namun tidak semua warga kebagian bubur khas beraroma Timur Tengah ini. Sebagian dari mereka harus pulang dengan tangan hampa karena tidak kebagian bubur gratis untuk takjil berbuka puasa ini. “Saya tidak kebagian bubur Muhdor. Buburnya sudah habis. Besok, saya ke sini lagi lebih cepet datangnya,” kata salah seorang warga, Awan, Kamis (17/5/2018).


Tradisi menyantap bubur Muhdor sudah ada sejak 1937. Uniknya, bubur tersebut dimasak lima kaum lelaki keturunan Arab. Mulai pukul 13.00 WIB atau selepas zuhur, lima lelaki keturunan Arab ini sudah mulai memasak bubur hingga menjelang salat asar.

Setelah tepung beras, santan, garam dan rempah-rempah dimasukkan ke dalam tungku setinggi satu meter di atas bara api, bubur ini pun mulai diaduk selama dua jam lebih, bubur Muhdor ini pun siap disantap untuk makanan berbuka puasa.

Bubur ini awalnya dibuat oleh Muhdhor yang juga nama masjid tersebut. Muhdor merupakan warga keturunan Arab yang ikut menyebarkan agama Islam di Tuban. Dengan keahliannya, Muhdor meracik bubur itu dengan bumbu yang sangat khas, yakni khas bumbu gulai Timur Tengah. 

Takmir Masjid Al Muhdor, Agil Al Bunumay menuturkan, bubur Muhdor ini dimaksudkan untuk takjil bagi seluruh umat Islam yang sedang menjalankan puasa Ramadan. Saat itu, rakyat Indonesia masih dalam kondisi sengsara dan hidup serba kesusahan karena di bawah penjajahan Belanda.

Bubur ini dibagikan secara gratis kepada siapa saja yang menginginkanya termasuk musala dan masjid yang dekat dengan Masjid Al Muhdhor. “Ya, tradisi ini memang sudah lama bahan bahanya beras dan rempah rempah,” katanya.

Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network