BANYUWANGI, iNews.id - Warga di wilayah Regojamping, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), bertekad tidak ada lagi pemasungan terhadap orang dengan gangguan jiwa (OGDJ). Caranya dengan mamaksimalkan program Teropong Jiwa.
Teropong Jiwa kepanjangan dari terapi okupasi pemberdayaan orang dengan gangguan jiwa. Selain pemulihan dengan mengonsumsi obat, pengidap gangguan jiwa juga akan mendapat pembinaan dan pelatihan kerja.
"Kami juga melakukan deteksi dini dan sosialisasi ke warga," kata Kepala Bidang Kesehatan Jiwa Masyarakat Puskesmas Gitik, Eko Budi Cahyono, di Regojamping, Kabupaten Banyuwangi, Jatim, Senin (30/9/2019).
Pihak kecamatan hingga desa dan puskesmas membuat grup whatsapp untuk mendapatkan informasi dan laporan warga. Bila ada warga yang tampak gejala-gejala mengalami gangguan jiwa, langsung ditangani pihak puskesmas dengan program Teropong Jiwa.
Warga yang menjadi penderita gangguan jiwa diberdayakan sebagai pekerja peternakan ikan di Desa Gitik. (Foto: iNews.id/AM Ikhbal).
Menurut dia, kasus pemasungan pernah terjadi di Desa Gitik pada 2018 lalu. Warga tersebut kerap mengamuk, bahkan sampai mencongkel matanya. Korban menderita depresi akut lantaran masalah utang - piutang.
"Namun hanya dipasung satu hari, dan kami langsung turun menangani pasien tersebut," ujarnya.
Setelah mendapat penanganan, pasien akhirnya sembuh dalam kurun waktu kurang satu tahun, dan kini dapat beraktivitas kembali sebagaimana orang normal. Pasien tersebut bahkan diterima kerja di sebuah perusahaan roti.
"Dengan program ini, kami juga zero rujukan. Semua pasien ODGJ dapat ditangani di tingkat puskesmas, tak sampai ke rumah sakit jiwa," kata dia.
Lurah Lemahabangdewo, Agus Iswanto mengatakan, program ini mampu membuat pengidap ODGJ sembuh. Karena mereka disibukkan dengan berbagai aktivitas dan pekerjaan, sehingga pikirannya teralihkan.
Warga yang mengalami depresi atau penderita OGDJ di Desa Gitik diberdayakan menjadi pembuat kue. (Foto: iNews.id/AM Ikhbal).
Menurut dia, kasus pemasungan pernah terjadi di desanya pada 2017 lalu. Saat itu, korban sempat membuat resah warga, hingga diamankan pihak keluarga dengan cara dipasung.
"Waktu itu pasien ada masalah keluarga dan pisah dengan istri," katanya.
Namun, setelah mendapat penanganan medis puskesmas dan disibukkan dengan berbagai keterampilan, pasien akhirnya bisa sembuh total, bahkan rujuk dengan istrinya kembali.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait