Menurut dia, salah satu ormas menilai bahwa kebijakan penyekatan di akses Suramadu sisi Surabaya ini merupakan bentuk diskriminasi kebijakan. Namun, setelah diberikan pemahaman, akhirnya mereka menyadari kebijakan tersebut bukanlah sebuah diskriminasi.
"Setelah kami berikan pemahaman, kami terangkan semuanya, ternyata mereka menyadari ini bukan sebuah diskriminasi, tapi memang sebuah upaya untuk memutus mata rantai dan mereka memahami. Karena kan tidak bisa keluar dari 3T, Testing, Tracing dan Treatment," ujarnya.
Hasil dari audiensi ini, katanya, seluruh ormas dan tokoh Madura yang hadir menyatakan sepakat untuk membantu pemerintah dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Terlebih, mereka juga siap membantu petugas di penyekatan dan menyosialisasikan pentingnya protokol kesehatan kepada masyarakat.
"Mereka sepakat akan membantu untuk pelaksanaan penyekatan ini, karena semata-mata juga untuk memutus mata rantai dan juga memberikan perlindungan kepada warga Madura sendiri," katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait