"Bolanya dari kelapa tua yang sudah mengering, terus direndam minyak tanah atau bensin," katanya.
Edi menyebut, kelapa kering tak serta merta bisa langsung dipakai. Harusnya terlebih dahulu direndam dua hingga tiga hari lamanya. "Harus direndam dulu, kalau disiram aja ndak meresap. Nanti apinya jelek, gampang mati," ujarnya.
Sembari menunggu siapnya bakal bola api, mereka melakukan latihan fisik bersama untuk ketahanan diri. Mereka biasa menggelar latihan bersama setiap akhir pekan.
Sejauh ini, mereka tak ada kendala dan keluhan dalam menggelar sepak bola api sejak dulu saat Bulan Ramadan tiba. Meski begitu, bara api tetap berisiko mencelakakan pemain. Tak ayal, Edi mengimbau bagi masyarakat awam agar tak sembarangan menggelar sepak bola api di rumah.
"Insyallah aman, tapi harus ada pelatihan khusus. Tidak boleh sembarangan, karena cukup berbahaya juga kalau tidak tahu triknya," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait