Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah (dua kiri) dalam sebuah kesempatan di Jatim. (Foto: iNews.id/Ihya' Ulumuddin)

SURABAYA, iNews.id – Keinginan bakal calon gubernur (Cagub) Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersilaturrahim dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur gagal. Induk jamiyah NU di tingkat provinsi ini menolak dan hanya akan menerima tim pemenangan Khofifah-Emil Dardak.

Kepastian penolakan ini disampaikan juru bicara Khofifah-Emil, KH Zahrul Ashar Asad (Gus Hans). Gus Hans mengaku telah mendapat konfirmasi secara lisan dari PWNU atas penolakan itu.  “Konfirmasi melalui lisan sudah, kalau surat belum. PWNU hanya mau menerima (silaturahim) dari tim saja. Agenda pertemuan dijadwalkan 12 atau 13 Februari,” katanya, Minggu (11/2/2018).

Atas jawaban tersebut, Gus Hans mengaku tidak keberatan, dan akan mengikuti arahan PWNU Jatim. Namun, dia meminta re-schedule atau penjadwalan ulang. Sebab, pada tanggal tersebut, seluruh tim pemenangan Khofifah-Emil tengah sibuk mengikuti agenda KPU Jatim.

“Meski kehadiran Ibu Khofifah ditolak kami tidak masalah. Yang pasti, Ibu telah menunjukkan iktikad baik untuk bersilaturrahmi dengan PWNU. Itu adalah bentuk sopan santun beliau sebagai kader NU. Poinnya, Ibu (Khofifah) legowo. Biarlah orang menilai, yang jelas niat sowan (berkunjung) itu dari kita,” katanya.

Menurut Gus Hans, surat permohanan silaturahim Khofifah yang disampaikan beberapa hari lalu adalah bentuk ketaatan atas permintaan Kiai Mutawakkil (Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah). Saat itu, Kiai Mutawakkil berharap semua bakal Cagub Jatim agar datang ke PWNU untuk minta restu.

Gus Hans juga enggan berspekulasi atas keputusan yang terkesan tidak konsisten tersebut. Gus Hans berharap agar PWNU Jatim bersikap adil kepada seluruh calon yang ada. “Saya berharap semua calon tidak diterima dua-duanya. Biarlah orang yang menilai, karena Ibu Khofifah itu inginnya, mau turun ke bawah setelah sowan dulu ke orang tuanya (PWNU),” tandasnya.

Kendati demikian, sikap PWNU Jatim ini memantik kritik dari berbagai pihak. Mustasyar PCNU Kota Surabaya, KH Asep Saifuddin Chalim misalnya menilai penolakan terhadap permohonan silaturahim Khofifah itu sebagai cerminan sikap keberpihakan terhadap salah satu pasangan calon.

“Saya tidak kaget dengan penolakan ketua PWNU terhadap niat Bu Khofifah bersilaturahim. Itu menunjukkan keberpihakan yang bersangkutan pada calon tertentu. Biar publik yang menilai terhadap penolakan itu,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet itu.

Selain itu, lanjut Kiai Asep, sikap Kiai Mutawakkil menunjukkan tipe pemimpin yang tidak konsisten dan kontraproduktif, serta membuat warga NU maupun masyarakat Jawa Timur semakin antipati. “Sikap itu kontraproduktif,” tandas Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Kenyataannya, tambah Kiai Asep, kini kiai-kiai yang mendukung Khofifah-Emil semakin bertambah. Mereka yang tadinya netral sesuai arahan PBNU, justru berubah mendukung Khofifah. Hal itu karena merespons sikap ketua PWNU yang mendukung secara terbuka dan mendorong Nahdliyin memilih Saifullah Yusuf-Puti Guntur. Apalagi kini ditambah sikap Kiai Mutawakkil yang tak konsisten dan diskriminatif. “Sikap berat sebelah itu malah membuat kiai pendukung Khofifah bertambah banyak, baik di struktural maupun non-struktur NU,” katanya.

“Saya punya datanya, yang jelas tidak semua kiai pendukung Khofifah bersikap vulgar memperlihatkan dukungannya. Tapi dukungan mereka sangat konkret dan nyata,” imbuh salah seorang kiai pendukung Khofifah-Emil tersebut.

Perlu diketahui, pada 5 Februari lalu, Khofifah berkirim surat ke PWNU Jatim. Surat berisi permohonan silaturrahim dan memohon doa restu untuk maju di Pilgub Jatim.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network