Bakal Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berfoto bersama sejumlah pendukungnya di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Balet Baru, Sukowono, Jember, Jumat (9/2/2018). (Foto: iNews/Ihya' Ulumuddin)

JEMBER, iNews.id – Isu tentang pengembangan Madura memang cukup seksi. Apalagi menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur. Seluruh pasangan calon bakal beradu program untuk meraih simpatik warga di pulau garam ini.

Beberapa hari lalu misalnya, Bakal Calon Gubernur Jawa Timur (Jatim) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meluncurkan Program Satria (Satu Triliun untuk Pulau Madura). Gelontoran dana ini kata Gus Ipul diperlukan untuk bisa mendongkrak kemajuan Madura menjadi lebih baik.

Menurut Gus Ipul, anggaran Rp1 triliun itu harus dilakukan Pemprov Jatim karena Madura memerlukan sentuhan khusus membangunnya. Sebab IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di Madura terendah di Jatim. Begitu pula dengan kemiskinan paling banyak berada di empat kabupaten di Madura, mulai Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

“Madura memerlukan intervensi, kebijakan dan anggaran khusus jika pembangunan di Madura ingin lebih merata. Untuk itu, kami telah merumuskan program ‘Satria Madura’. Yakni ‘Satu Triliun untuk Pulau Madura’,” ujarnya.

Nah, rupanya Bakal Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga memiliki pandangan sama. Namun, Khofifah memiliki hitung-hitungan lain. Menurut dia, Rp1 triliun tidak cukup, mengingat jumlah penduduk Madura yang cukup banyak.

“Jadi kalau ada yang menyampaikan di Madura akan disiapkan anggaran dari APBD Rp 1 triliun itu sebetulnya kekecilan. Hitungan saya, Madura membutuhkan minimal Rp 1,6 triliun,” kata Khofifah saat menghadiri acara Silaturahim dan Konsolidasi Ulama serta Relawan di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Qarnain Balet Baru, Sukowono, Jember, Jumat (9/2/2018).

Mantan Menteri Sosial itu menjabarkan, dari 29,6 triliun APBD Jatim untuk gaji pegawai mencapai Rp 6,45 triliun atau hampir Rp 6,5 triliun. Selebihnya hibah Rp 7,5 triliun, kemudian Rp 5,4 triliun terkait dengan bagi hasil. Sisanya Rp 9,3 triliun untuk berbagai pemerataan program di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.

“Artinya, kalau masyarakat Jatim memberikan amanat, mandat dan dukungan kepada pasangan Khofifah-Emil, insyallah yang terkait dengan beasiswa guru madrasah diniyah, terkait dengan rekomendasi pesantren di Madura yang ingin menambahkan pendidikan vokasi, kita sudah pada
proses melakukan hitung-hitungan tidak sekadar perencanaan,” paparnya.

Tak hanya terkait beasiswa dan pendidikan vokasi,  kepedulian juga ditunjukkan pasangan Khofifah-Emil untuk hafidz-hafidzoh dari 2.500 yang saat ini mendapat insentif dari Pemprov Jatim akan ditambah minimal menjadi 10.000. “Jika kita berseiring memberikan penghormatan terutama terhadap hafidz, maka imam masjid yang menjadi referensi utama,” katanya.

Kalau para imam masjid dengan syarat minimal hafal 10 juz Al Qur'an yang mendapatkan insentif, maka untuk imam di 41.000 masjid di Jatim, begitu pula untuk gereja, wihara dan klenteng, akan diberi sapaan penghormatan Rp2 juta. Angka tersebut di luar APBD kabupaten/kota yang mungkin pula akan memberikan sapaan serupa.

“Intinya tolong jaga keberagaman, kerukunan, saling menghormati, dan sekarang tugas pemerintah adalah memberikan sapaan kepada mereka,” ucap perempuan yang juga ketua umum PP Muslimat NU itu.


Editor : Himas Puspito Putra

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network