MALANG, iNews.id - Seluruh kepala daerah di wilayah Malang Raya berkomitmen mengawal pengusutan Tragedi Kanjuruhan hingga tuntas. Hal ini ditegaskan Wali Kota Malang Sutiaji saat menemui para Aremania yang menggelar aksi di depan Balai Kota Malang, Kamis (27/10/2022).
Dia menyampaikan akan menyerahkan sembilan tuntutan Aremania ke dua kepala daerah di Malang Raya lainnya, Bupati Malang Sanusi dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, untuk ditandatangani dan diteruskan ke pihak-pihak terkait.
"Tetap semuanya tiga kepala daerah (Malang Raya) saya yakin tetap mengawal. Karena jangankan itu (ratusan), satu nyawa pun harus ada (pertanggungjawaban)," kata Sutiaji.
Dia menyatakan akan menyurati secara resmi institusi di pemerintah pusat agar pengusutan Tragedi Kanjuruhan terus digelar.
"Insyaallah dengan otoritas yang kita miliki semua kami juga sering bicara, juga ketemu kita sifatnya apa yang menjadi agenda teman-teman ya kita kawal," ucapnya.
Diberitakan, ribuan Aremania kembali turun ke jalan menyuarakan tuntutan terkait Tragedi Kanjuruhan yang merenggut nyawa 135 orang. Aksi Aremania bertajuk tuntutan kedua ini dilakukan sejak Kamis (27/10/2022) dimulai dari Alun-alun Kota Malang.
Para Aremania yang mayoritas menggunakan pakaian hitam ini berkumpul di Alun-alun Kota Malang sambil membawa sejumlah spanduk tuntutan. Ribuan Aremania ini kemudian berjalan kaki menelusuri kawasan Jalan Basuki Rahmat, kawasan Kayutangan, hingga menuju simpang empat Rajabali.
Dari simpang empat Rajabali ini Aremania bergerak menuju kawasan Bundaran Tugu Malang melalui Jalan Kahuripan hingga tiba di depan Balai Kota Malang. Aksi longmarch atau jalan kaki ini sempat membuat jalan protokol di Kota Malang lumpuh total.
Sepanjang jalan pun Aremania juga terlihat tertib dan membuat barikade barisan dengan tali. Mereka berjalan memenuhi setengah dari jalan protokol tanpa pengawalan dari pihak kepolisian atau petugas terkait.
"Humanity Above All, 01.10.2022. Malang," begitu tulisan di spanduk yang dibawa Aremania.
Di depan Balai kota Malang ribuan Aremania ini melakukan aksi orasi sambil meletakkan simbol pocong di jalan dengan dikalungi syal Arema. Keranda jenazah juga diusung dan diletakkan tepat di depan massa Aremania.
Pocongan dan keranda jenazah diusung sebagai bagian menggambarkan tragedi kemanusiaan ini begitu mengguncang Aremania dan warga Malang raya pada umumnya. Aremania mengawali aksi di kawasan Bundaran Tugu Malang dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri, dilanjutkan dengan lagu Gugur Bunga.
Selanjutnya dipimpin satu orang para Aremania membacakan 9 tuntutan yang diikuti oleh ribuan massa aksi. Menariknya selama masa aksi tak ada seorang pun kepolisian berpakaian dinas yang mengamankan jalannya demonstrasi.
Terlihat hanya beberapa petugas dinas perhubungan (Dishub) dan petugas Satpol PP yang bersiaga dan berjaga di Balai Kota Malang.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait