2. Monumen Kapal Selam
Monumen bersejarah ini berlokasi di Genteng, Surabaya. Monumen Kapal Selam ini merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada TNI AL buatan Uni Soviet tahun 1952.
Saat itu, kapal ini beroperasi dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda. Kapal ini dibawa ke darat dengan tujuan untuk dijadikan monumen keberanian pahlawan Indonesia. Kapal selam ini dipotong menjadi beberapa bagian untuk kemudian diangkut ke darat dan dirangkai serta disambung kembali.
3. Jembatan Merah
Jembatan Merah merupakan salah satu kawasan paling sibuk pada masa pendudukan Hindia-Belanda. Dikarenakan wilayah ini dulunya merupakan pusat pemerintahan, perkantoran, serta perdagangan setelah adanya Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743.
Jembatan berwarna merah yang ada di tempat ini dulunya dibangun untuk menghubungkan Surabaya Timur dan Barat yang dipisahkan oleh Sungai Kalimas. Di kawasan ini terlihat beragam bangunan tua yang saat ini sudah difungsikan sebagai gedung perkantoran dan perbankan.
4. Gedung Siola
Gedung Siola menjadi saksi Surabaya sebagai kota perjuangan dan perniagaan terbesar di Nusantara. Gedung Siola didirikan pada 1877 oleh seorang pengusaha inggris, Robert Laidlaw.
Gedung Siola pertama kali dibuka pada 1923 dengan nama “Whiteaway Laidlaw” yang saat itu difungsikan sebagai pusat perdagangan dan bisnis. Selain itu, bangunan Whiteaway Laidlaw dianggap menjadi gedung terindah se-Hindia Belanda kala itu.
Puncaknya, Robert Laidlaw harus kehilangan banyak tokonya kala Perang Dunia II. Whiteaway Laidlaw di Surabaya diambil alih oleh pasukan Jepang dan dinamakan Chiyoda. Fungsinya masih sama yaitu toko serba ada, namun lebih banyak menjual produk tas dan sepatu.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait