"Keluarga Rayvano hanya menangis dan menangis. Tak tahu harus berbuat selama di rumah sakit. Pertanyaan keluarga ini hanya ada dua, anak kami hidup atau mati," katanya.
Bahkan, selama dirawat di ICU, keluarga Reyvano juga tidak mengetahui pasti kondisinya. Sebab, pasien memang dilarang untuk ditemani.
Salah seorang guru korban, Kismiaji mengatakan, Reyvano tercatat sebagai siswa kelas 3 SMKN 4 Malang, Jurusan Desain Grafis. "Korban memang dikenal sebagai Aremania sejati yang kerap menonton arema bila bertanding. Kami semua merasa kehilangan," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait