SURABAYA, iNews.id - Nama Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) semakin populer usai penyelenggaraan Kualifikasi Piala Asia U-20. Stadion GBT juga menjadi ikon baru Kota Surabaya, mengeser Stadion Gelora 10 November Tambaksari yang sudah lama tersohor mewakili identitas Surabaya.
Stadion yang berdiri di atas lahan 100 hektare (ha) ini memiliki riwayat perjalanan yang panjang. Nama Bung Tomo, sebagai salah satu Pahlawan asli Surabaya pun disematkan di stadion yang menelan biaya sampai Rp452 miliar itu. Seperti pekik merdeka yang kerap dilontarkan Bung Tomo dalam setiap orasinya.
GBT diresmikan oleh Wali Kota Surabaya, Bambang DH pada 2010 silam. Stadion yang menjadi bagian tak terpisahkan dari megaproyek Surabaya Sport Center (SSC) ini dilengkapi berbagai fasilitas penunjang lain seperti lapangan indoor dengan kapasitas 10.000 orang dan lintasan drag race sepanjang 450 meter.
Sejarawan yang juga pegiat sepakbola Bayu Aji menuturkan, sepakbola begitu dicintai di Kota Surabaya. Keberadaan stadion GBT menjadi semangat tersendiri untuk bisa terus merawat iklim sepakbola di Indonesia. “Surabaya juga sudah dikenal sejak dulu sebagai kantong bibit muda sepakbola,” kata Rojil, panggilan akrabnya, Kamis (22/9/2022).
Surabaya pun memasang target tinggi. GBT dijadikan sebagai proyek yang bisa menyentuh level internasional, baik dari segi sarana, prasarana maupun fasilitas penunjang lainnya. Hal itu bisa dilihat dari pembentukan tiga kelas penonton yaitu Kelas Standar, VIP, dan VVIP.
Untuk kelas standar saja, dudukan terbuat dari beton dengan tinggi 48 cm. Ketinggian itu membuat kaki lebih lega saat menonton. Pada kelas ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas toilet. Bahkan, ada sebuah resto besar yang ada di lantai 1 yang menyajikan berbagai hidangan untuk para penonton.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait