MALANG, iNews.id - Wisudawan disabilitas bernama Elo Kusuma Alfred Mandeville viral usai bersalaman dengan rektor Universitas Brawijaya menggunakan kaki. Elo rupanya sosok yang berprestasi hingga sudah bekerja di Australia delapan bulan sebelum wisuda.
Elo merupakan lulusan program studi desain grafis fakultas vokasi UB. Pemuda yang kini berusia 24 tahun ini mengaku awalnya cukup kaget saat diterima kuliah di Universitas Brawijaya.
Dia pun langsung merantau Malang dari Denpasar Bali. Dia pun langsung memiliki banyak teman kampus yang juga penyandang disabilitas. Apalagi kampus UB juga menyediakan gedung pusat layanan disabilitas.
Elo membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan mengejar pendidikan. Bahkan Elo selama kuliah aktif di berbagai organisasi.
Usai lulus pada Juli 2023, Elo langsung diterima bekerja di dua instansi yakni di Australia Indonesia Disability Research yang berpusat di Australia dan sebuah industri kreatif sebagai sosial media officer dan content making.
"Saya itu lulus di bulan Juli tahun kemarin awalnya diangkat jadi MC di sebuah acara Australia-Indonesia yang bekerja sama dengan fakultas hukum UB. Dari situ saya dihubungi mau enggak jadi tim research," ucap Elo kepada iNews, Selasa (23/1/2024).
Diketahui jika setiap tahunnya rata-rata 20-25 mahasiswa disabilitas kuliah di universitas brawijaya di berbagai jurusan. Total hingga saat ini sebanyak 114 mahasiswa disabilitas yang sudah lulus sejak tahun 2012.
"Pesan saya teman-teman tetap semangat. Sekarang banyak kok kampus yang menyediakan kelas untuk disabilitas," katanya.
Hmas Pusat Layanan Disabilitas UB Lutfi Amirudin menagatakan, inti dari kampus inklusi bukan sekedar kampus dengan fasilitas yang ramah penyandang disabilitas namun juga kampus dengan kultur yang sudah menghargai penyandang disabilitas. Hal tersebut lah yang membuat mahasiswa penyandang disabilitas merasa nyaman dalam berkuliah karena mereka juga merasa setara dengan mahasiswa lainnya.
"Jadi yang kita garap itu membangun culture bukan hanya membangun gedung selesai sudah. Tapi mengubah lingkungan ini lebih inklusi," ucapnya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait