Tim dari The Aspinall Foundation Indonesia Program, pada saat menuju titik pelepasliaran lutung Jawa, di Gunung Biru, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. (Foto: Antara)

Lutung-lutung itu berasal dari hasil penertiban Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Namun ada juga yang diserahkan oleh masyarakat.

Sementara pemilihan lokasi pelepasliaran di Gunung Biru. Alasannya, lokasi tersebut merupakan kawasan hutan hujan tropis pegunungan dengan jenis dan bentuk vegetasi yang beragam.

Kawasan itu, berada dalam wilayah kerja Unit Pengelola Teknis (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo.

"Lutung Jawa tersebar hanya di Jawa, dan sedikit populasi di pulau-pulau kecil sekitar. Spesies ini dianggap rentan, karena populasinya menurun lebih dari 30 persen selama 36 tahun," kata Iwan.

Dia menjelaskan, tercatat, sejak 2012, Balai Besar KSDA Jatim bersama The Aspinall Foundation Indonesia Program telah melakukan pelepasliaran lutung Jawa sebanyak 102 ekor. Hewan tersebut dilepasliarkan di hutan Coban Talun sebanyak 41 ekor dan 61 ekor di hutan lindung Malang selatan.

Dari hasil monitoring rutin pascapelepasliaran, sejumlah lutung tersebut mampu bertahan hidup dengan baik. Bahkan beberapa individu sudah berkembang biak. Sementara sebagian lagi bergabung dengan populasi liar pada habitat barunya.

Pada penghitungan populasi awal di hutan Coban Talun, Gunung Biru hingga Gunung Anjasmoro pada 2010-2011 ditemukan kurang dari 100 ekor lutung jawa. Pada 2020, sedikitnya tercatat ada 155 ekor lutung Jawa.

"Artinya, populasi mulai bertambah," katanya.


Editor : Umaya Khusniah

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network