Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat membuka Sekolah Kebangsaan di Lanudal Juanda, Rabu (22/2/2023). (Foto: Antara)

SURABAYA, iNews.id - Sejumlah murid mundur dari Sekolah Kebangsaan yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mereka kecewa lantaran ada yang menyebut peserta Sekolah Kebangsaan merupakan hasil razia Satpol PP.

Salah seorang warga Surabaya, Wimbo Winarnom, mengatakan keponakannya dan beberapa remaja lain yang ikut Sekolah Kebangsaan kecewa dengan komentar salah seorang pejabat Pemkot Surabaya di salah satu radio. Dia mengatakan, pejabat itu sempat menyebut peserta yang ikut Sekolah Kebangsaan merupakan hasil dari razia Satpol PP.

"Mereka langsung mundur dari Sekolah Kebangsaan termasuk keponakan saya. Sekarang mereka terpukul," kata Wimbo, Kamis (23/2/2023).

Dia mengatakan, keponakannya bernama Marsha Azzahra Rahmadania, warga Tanah Merah, Surabaya, merupakan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) yang ditunjuk Pemkot Surabaya dari SMA Negeri 3 Surabaya.

"Dia (Marsha) ikut atas pilihan sekolah, tapi di berita disampaikan mereka yang terjaring razia. Keponakan saya terpukul dan mundur dari Sekolah Kebangsaan," kata dia.

Awalnya, kata dia, orang tua Marsya bangga anaknya mewakili SMAN 3 untuk mengikuti Sekolah Kebangsaan. Namun, setelah membaca berita peserta yang ikut adalah hasil tangkapan Satpol PP saat razia, orang tua Marsha kaget dan kecewa.

"Marsha tidak pernah terkena razia, malah disuruh pihak sekolah untuk ikut mewakili SMAN 3 Surabaya. Jadi ada empat siswi dari SMAN 3 yang mewakili untuk ikut Sekolah Kebangsaan," kata dia.

Saat ini, Wimbo mengaku diminta orang tua Marsha untuk menanyakan barang-barang sang siswi berupa ponsel dompet berserta isinya yang masih ada di Lanud Juanda.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, Sekolah Kebangsaan bertujuan untuk membentuk karakter para remaja di Kota Pahlawan. Dia menyatakan, para remaja yang mengikuti Sekolah Kebangsaan bukan anak-anak nakal.

"Di sini bukan anak-anak yang terjaring razia, di sini bukan anak-anak nakal. Tapi di sini adalah anak-anak hebat yang punya kemampuan luar biasa," kata Eri Cahyadi saat membuka Sekolah Kebangsaan di Lanudal Juanda, Rabu (22/2/2023).

Terpisah, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Surabaya, Eddy Christijanto, mengatakan para remaja akan diajarkan dasar-dasar kepemimpinan seperti cinta tanah air, kedisiplinan, dan ideologi Pancasila selama mengikuti Sekolah Kebangsaan.

Eddy menjelaskan, remaja yang ikut pada gelombang pertama Sekolah Kebangsaan ada 57 remaja. Jumlah itu meliputi 50 siswa laki-laki dan tujuh perempuan yang terdiri dari SMP-SMA di Surabaya.

"Yang awalnya total ada 77 peserta, kini menjadi 57. Ada sebagian peserta yang tidak bisa ikut, karena sedang melaksanakan ujian praktik. Seperti sekolah SMK itu kan ada ujian praktik, sehingga mereka tidak bisa ikut," kata dia


Editor : Rizky Agustian

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network