Tak ada kecurigaan sama sekali dari Kapten Tack. Dia dan pasukannya bergegas meninggalkan Banyudana. Kemudian pasukan ini bergerak menuju Alun - Alun Kartasura, Arya Sindureja kemudian mengiri, seorang untuk menghadap Adipati Cakraningrat dan Adipati Jangrana, maka bergabunglah pasukan Sampang dan Surabaya untuk seolah-olah menyerang Untung Surapati.
Sementara itu, Arya Sindureja melarang Kapten Tack dan pasukannya yang berada di Desa Ngasem, untuk berperang melawan pasukan Untung Surapati. Alasannya tentu hampir sama dengan skenario perang pertama, karena pasukan Sampang dan Surabaya Kasunanan Kartasura masih mampu melawan pasukan Untung Surapati.
Kasunanan Kartasura melalui utusannya Arya Sindureja terus menyakinkan Kapten Tack bahwa Untung Surapati ini telah melakukan pemberontakan kepada pihak kesultanan. Tak ada kecurigaan yang terlihat di benak Kapten Tack.
Bahkan saat Tack menerima kabar sandiwara kekalahan pasukan Sampang dan Surabaya membuatnya marah. Bagaimana tidak, Arya Sindureja mengabarkan bahwa pasukan Untung Surapati dan Patih Anrangkusuma berhasil memporak-porandakan pasukan dibawah komando Sultan Amangkurat II.
Bahkan pada laporannya pasukan Sampang dan Surabaya ini sampai memburu Untung Surapati ke Sungai Pepe, Bungas, dan Desa Sendang, tetapi tetap saja mengalami kekalahan.
Pasukan ini kemudian kembali ke Alun-Alun Kartasura dan menghadap Kapten Tack, di sanalah Tack dibuat marah karena kekalahan pasukan Sampang dan Surabaya, yang ternyata disandiwarakan, tetapi dia tak mengetahuinya.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait