Mobil yang digunakan membawa korban penganiayaan ke ruang forensik RSSA. (Foto: MPI/Avirista Midaada)

MALANG, iNews.id - Seorang korban penganiayaan, warga Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, tewas karena tidak sempat ditangani petugas medis. Sejumlah rumah sakit yang didatangi menolak menangani pria bernama Purnomo (45), dengan kondisi kritis itu karena penuh dengan pasien.

Korban diketahui mengalami luka di perut, punggung, dan tangan. Dia menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan orang tak dikenal. Jenazah korban akhirnya dibawa ke instalasi forensik Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk diautopsi.

Kerabat korban Hartanto mengatakan, saat bertamu ke rumah Purnomo pada Minggu malam (25/7/2021) sekitar pukul 23.00 WIB, dia mendengar suara meminta tolong. Dia menemukan korban tergeletak dalam kondisi penuh luka. Kebetulan rumah korban dengan Hartanto berjarak 20 meter.

Hartanto kemudian membawa Purnomo ke sejumlah rumah sakit. Nahas hampir enam rumah sakit yang didatangi selama dua jam pada Minggu hingga Senin dini hari tak dapat menerima Purnomo yang telah dalam kondisi kritis.

"Keliling kami, cari rumah sakit. Hampir enam rumah sakit, semuanya penuh. Baru akhirnya ke RSSA jam 1 malam," kata Hartanto ditemui di Instalasi Forensik, pada RSSA, Senin (26/7/2021).

Menurutnya, setelah ditolak enam rumah sakit, Purnomo akhirnya mendapat perawatan di IGD RSSA. Sayang setibanya di IGD RSSA nyawa korban yang mengalami luka di beberapa bagian tubuh tak bisa diselamatkan. Korban diketahui mengalami luka di perut, punggung, dan tangan.

"Baru 10 menit masuk IGD, korban meninggal. Luka parah di punggung dan perut," katanya.

Sampai kini, Hartanto bersama keluarga besar tak mengetahui siapa pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia. "TKP-nya dekat rumah, itu jalan kampung. Tapi kejadiannya tidak ada yang tahu," kata Hartanto.

Ketika dalam perjalanan mencari rumah sakit, kata Hartanto, korban hanya menjawab jika pelaku tak diketahui karena wajahnya tertutup.

"Kami sempat tanya siapa pelakunya, jawabnya tidak tahu. Sepeda motor korban juga masih ada di TKP. Korban jalan kaki ke rumah saya, karena lokasi dekat," ujarnya.

Sehari-harinya, korban berprofesi sebagai makelar jual beli tanah. Korban meninggalkan istri dan satu anak. "Kerjanya makelaran tanah, anaknya satu," ujarnya.

Polres Malang kini masih menyelidiki kasus penganiayaan yang menewaskan satu orang ini. Tampak Tim Inafis Satreskrim Polres Malang mendatangi ruang forensik RSSA untuk meminta keterangan dari petugas medis.


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network