Dia juga berharap, untuk kasus-kasus yang ringan dan sedang Covid-19 hendaknya bisa dirujuk ke rumah sakit swasta yang ada di Kota maupun Kabupaten Mojokerto. Tujuannya mereka tidak membebani rs rujukan Covid-19.
"Kalau gejala berat baru dirujuk ke sini. Kalau memang alat bantu nafas masih ada. Seandainya alat bantu nafas tidak ada dan pasien membutuhkan, ya terpaksa kami rujuk ke luar kota," katanya.
Dokter spesialis anak ini menyebutkan, pasien Covid-19 yang berada di RS mayoritas warga Kabupaten Mojokerto. Jumlahnya mencapai 80 persen dari total 75 pasien terpapar yang ada di RS. "Mudah-mudahan pasien-pasien yang di IGD bisa masuk ruang rawat inap," katanya.
Trias mengatakan, kondisi overload ini terjadi karena terjadi penambahan kasus baru. Indikasinya, mereka tidak patuh menjaga protokol kesehatan. Dia menyebut, masyarakat mulai lengah terhadap prokes dalam penerapan kehidupan sehari-hari, sehingga menimbulkan lonjakan di akhir tahun.
"Misal pakai masker saja sudah bisa menurunkan berapa prosentase penularan apalagi jaga jarak, cuci tangan. Kemudian memang kalau kita lihat banyak hajatan, makan bersama buka masker, tidak memenuhi protokol. Kuncinya ya karena masyarakat kurang disiplin dan patuh," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait