MALANG, iNews.id - Aksi demonstrasi penolakan revisi UU Pilkada berujung ricuh di Gedung DPRD Kota Malang, Jumat (24/8/2024). Dalam bentrokan tersebut, dua polisi dan tiga wartawan luka-luka akibat terkena lemparan batu.
Pantauan iNews, saat kericuhan terjadi aksi saling lempar dengan batu, botol mineral hingga potonga. Kericuhan ini usai pendemo membakar keranda jenazah yang menyimbolkan matinya demokrasi di Indonesia.
Massa yang memanas lantas merangsek masuk menjebol pagar DPRD Kota Malang sisi barat sekitar pukul 16.00 WIB. Alhasil pagar itu rusak dan terkena bekas bakaran keranda. Nyaris sekitar satu jam situasi tak terkendali.
Terlihat lemparan berbagai benda dari area jalan luar Gedung DPRD Kota Malang. Beberapa lemparan mengakibatkan dua polisi terluka di bagian pelipis muka. Sementara tiga wartawan terkena lemparan benda berupa batu dan botol berisikan pasir.
Terlihat memang beberapa massa berpakaian hitam yang tidak menggunakan jas almamater kampus tampak mencoba memprovokasi. Situasi mulai bisa dikendalikan menjelang pukul 17.05 WIB. Polisi dari Brimob Polda Jatim dikerahkan untuk menghalau massa.
Di demonstrasi kali ini tampak polisi tidak terlalu bertindak agresif dan lebih banyak bertahan. Belum ada keterangan lebih lanjut dari kepolisian perihal anggotanya yang terluka.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Dianakartika mengatakan, memang aksi demonstrasi pada Jumat sore sempat diwarnai tindakan kericuhan. Sebab awalnya demonstran meminta untuk semuanya bisa masuk ke gedung dewan, tapi permintaan mereka tidak dikabulkan.
"Kami sudah keluar terlebih dahulu, sebenarnya kami sepakat, kami juga ingin ikut berorasi, tadi orasi mendukung apa yang menjadi tuntutan mahasiswa. Tapi beberapa teman-teman mahasiswa, beberapa orang dari mereka pun tidak satu suara," ujar Made Rian Dianakartika, Jumat (23/8/2024).
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait