Pedagang pisang molen di Surabaya, Cak Bambang bersyukur usahanya berkembang berkat sentuhan BRI. (Foto: MPI)

SURABAYA, iNews.id – Matahari masih sepenggalah saat Bambang Ismanto (54) sibuk menggoreng pisang molen. Di atas rombong, tumpukan molen isi cokelat terlihat menggunung, siap untuk dikemas.

Belum ada pembeli yang datang saat itu. Namun, Bambang terus menggoreng hingga etalase kaca hampir penuh. Dia seolah tak khawatir gorengan pisang molen itu akan dingin dan tidak renyah lagi.

Benar saja, tak lama berselang, pembeli berdatangan. Tumpukan molen pisang dan cokelat itu pun habis dalam sekejap. Para pembeli itu rupanya pelanggan tetap Bambang. 

Mereka biasa mendatangi tempat mangkal Bambang di Jalan Jemurwonosari, Gang Lebar, Kecamatan Wonocolo, Surabaya. Mayoritas dari mereka yakni para ibu serta mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UNISA) Surabaya. 

Devi salah satunya. Perempuan 45 tahun itu sering membeli molen untuk bekal anaknya di sekolah. “Anak saya tidak bawa uang saku ke sekolah. Gantinya ya bekal molen ini,” katanya kepada iNews.id, Selasa (30/4/2024).

Devi mengaku sengaja membawakan bekalan makanan dari rumah agar anaknya tidak jajan sembarangan di sekolah. “Bekalnya ganti-ganti agar tidak bosan. Tapi paling sering ya molen pisang ini,” tuturnya. 

Banyaknya pelanggan seperti Devi ini membuat Bambang senang. Sebab, dia tidak perlu capek keliling lagi. Bambang mengaku sudah sejak 2006 lalu jual jajanan tradisional ini. 

Awalnya dia keliling dari kampung ke kampung sebelum akhirnya mendapat pelanggan dan tempat mengkal. “Kalau pagi di Jemurwonosari Gang Lebar. Siangnya di depan SMA Santo Carolus Jemur Handayani,” katanya.

Di dua tempat mangkal itu, Bambang biasa menghabiskan 4 kilogram adonan setiap hari. Uang yang didapat antara Rp350.000 hingga Rp400.000 per hari.

Bambang beryukur atas hasil usahanya itu, dia bisa menyekolahkan ketiga anaknya dengan baik. Dua orang putra putrinya kini sudah lulus perguruan tinggi dan menjadi petugas farmasi rumah sakit di Bojonegoro. Sedangkan satu lagi masih duduk di kelas 2 SMA. 

Sukses Bambang ini tidak didapat dengan mudah. Berbagai kesulitan pernah dialami saat pertama kali merintis usaha ini. 

Bambang bercerita pernah diusir satpam dan nyaris berkelahi gegara dilarang berjualan di  kawasan perumahan. Tak hanya itu, beberapa kali molen buatannya busuk dan terbuang karena tidak ada yang beli.


Editor : Kastolani Marzuki

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network