Salah satu tolok ukur lainnya yang disebutkan oleh Gubernur Jatim adalah indeks daya saing global. Dia mengimbau agar pengayaan diri ASN dapat menjadikan mereka sebagai SDM produktif, dan selalu dibarengi dengan pikiran terbuka terhadap perubahan.
"Di sini kita harus terus bisa berproses, harus terus bisa beradaptasi. Kita berharap supaya format seperti ini akan makin terukur, di mana kita bisa memberikan yang terbaik sesuai kemampuan kita. Mengacu pada global competitiveness index, kita harus melakukan aksi perubahan serta meningkatkan efektifitas kerja kita," katanya.
Dia menyebutkan bahwa dari segala pengayaan itu, ASN diharapkan mampu mengatasi ketidakpastian dinamika global melalui pemahaman komprehensif yang baik. Hal ini juga berhubungan dengan kemampuan pemecahan kompleksitas masalah.
"Oleh karena itu, penguatan demi penguatan kita terus lakukan. Mari gencarkan sinergi baru yang menginspirasi ASN handal. Mengubah uncertainty menjadi understanding, mengubah sesuatu yang complex menjadi lebih clear, mengubah ambiguity menjadi awareness, serta mengubah volatality menjadi vision. Ini yg dikenal VUCA versus VUCA," ucapnya.
Khofifah mencontohkan, soft skill dan hard skills para ASN akan terasah dengan melakukan berbagai pelatihan. Seperti di BPSDM Jawa Timur yang memiliki Sistem Pengembangan Kompetensi Secara Mandiri (Sibangkodir), hingga pengiriman pelatihan ke Malaysia dan Singapura yang memiliki daya saing SDM global jauh lebih tinggi.
"Berbagai pelatihan kepemimpinan, baik itu Pim II di BPSDM Jatim, maupun latihan kepemimpinan administrator serta pengawas, semua pasti akan memberikan pengayaan tertentu bagi efektifitas organisasi asal ekosistemnya terbangun. Masalah yang ada di Jatim seputar SDM ini membutuhkan kemampuan manajerial skill kita semua, perlu sinergi pemprov, pemkab, dan pemkot," ujarnya.
Sebagai informasi, penghargaan BKN Award 2023 juga diberikan kepada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, di bawah Wilayah Kerja Kantor Regiobal II Surabaya.
Di antaranya kategori Implementasi Manajemen ASN Terbaik yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Jember, Kabupaten Lamongan. Lalu, diterima pula oleh Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kota Mojokerto, dan Kota Surabaya.
Selanjutnya, yakni kategori Perencanaan Kebutuhan dan Mutasi Kepegawaian diberikan kepada Pemerintah Kota Mojokerto dan Kabupaten Trenggalek yang meraih ranking satu, Kabupaten Blitar mendapat ranking dua, Kabupaten Lumajang yang meraih ranking tiga, Kota Madiun pada ranking empat, dan Kabupaten Bojonegoro berhasil mendapat ranking lima.
Lalu, ada pula kategori pengembangan kompetensi yang ranking satu diraih oleh Pemkot Mojokerto, ranking dua oleh Kabupaten Tulungagung, dan ranking empat didapat Kota Madiun, dan Kabupaten Banyuwangi.
Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait