MALANG, iNews.id - Penipuan perjalanan umrah berkedok tarif murah diungkap Satreskrim Polres Malang, Rabu (10/1/2024). Penipuan ini memakan korban puluhan jemaah dari berbagai daerah di Jawa Timur (Jatim) hingga kerugian mencapai Rp1 miliar lebih.
Satu orang berinisial AA (34) warga asal Wates, Kabupaten Blitar ditetapkan tersangka. AA merupakan pemilik dua biro perjalanan umrah di Blitar dan Kediri.
Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menyatakan, pengungkapan penipuan murah ini berawal dari laporan salah satu pemilik perusahaan biro perjalanan haji dan umrah asal Tajinan, Kabupaten Malang, berinisial IWN. Dia yang melakukan kerja sama pemberangkatan umrah dengan AA, ternyata pada perjalanannya uang jamaah dibawa kabur oleh AA, dan membuat para jamaah umrah sempat terkatung-katung di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Perkara penipuan travel umrah terjadi di tanggal 18 September 2023, dan berhasil kita ungkap pada 26 Desember 2023. Jadi pelapor ini juga pemilik ini merupakan agen biro umroh, inisialnya IWN yang bernama agennya itu inisialnya adalah PT GAH," ujar Gandha Syah Hidayat, saat konferensi pers di Mapolres Malang, Rabu (10/1/2024).
Kerja sama antara IWN di bawah perusahaan miliknya PT GAH dengan perusahaan milik AA yakni PT HJS dan PT UHK. Kerja sama ini AA mencarikan jemaah umrah dan memberangkatkannya sesuai dengan kesepakatan dengan IWN. Alhasil pada perjalanannya ada 49 jemaah umrah yang berangkat bulan November 2023 lalu.
"Rincian 42 orang yang mengambil paket sebesar Rp18.500.000 untuk 11 hari, lima orang dengan paket sebesar Rp24.500.000 untuk paket 11 hari juga, dan dua orang yang mengambil paket sebesar Rp19.500.000," katanya.
Rute perjalanan pun telah disepakati berangkat dari Surabaya di Bandara Juanda menuju Mekkah dan Madinah, dengan transit terlebih dahulu di Kuala Lumpur. Setelah perjalanan dari Kualu Lumpur, Malaysia, jemaah seharusnya melanjutkan perjalanan ke Arah Saudi menuju Jeddah, kemudian tujuan akhir Mekkah dan Madinah.
"Tetapi pada pelaksanaannya ke-49 jamaah umroh ini berangkat dari Surabaya, Bandara Juanda menuju ke Kuala lumpur, menuju ke Kuala lumpur International, setelah sampai di sana ternyata, hingga mencapai dua hari para jamaah 49 ini tidak berangkat-berangkat, yang akhirnya menimbulkan pertanyaan dari para jamaah mengeluhkan kepada pelapor," ucapnya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait