Pertambangan minyak tradisional di Bojonegoro, Jawa Timur. (Foto: iNews/Dedi Mahdi)

BOJONEGORO, iNews.id - Pascainsiden meledaknya tambang minyak ilegal di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, yang menewaskan 22 korban jiwa, pengawasan terhadap tambang minyak tradisional di Bojonegoro, Jawa Timur diperketat. Pasalnya, potensi peristiwa serupa bisa terjadi di wilayah tersebut. Hingga kini ada lebih dari 600 sumur minyak di Bojonegoro yang dikelola warga secara tradisional.

Lokasi tambang minyak tradisional ini berada di kawasan perbukitan Kecamatan Kedewan, tepatnya di Desa Wonocolo dan Desa Hargomulyo. Di dua desa tersebut terdapat 662 sumur minyak, serta beberapa sumur yang tersebar di desa sekitar. Total diperkirakan lebih dari 700 sumur minyak ada di kecamatan tersebut.

Sumur minyak peninggalan zaman penjajahan Belanda tersebut hingga kini masih aktif dikelola warga secara tradisional melalui koperasi desa. Hasil minyak yang didapat selanjutnya di jual ke PT Pertamina Ekplorasi dan Produksi, dengan harga Rp2.100 per liter.

Government and Public Relations Asistant Manager PT Pertamina Eksporasi dan Produksi Asset 4 Field Cepu, Panjih Galih Anoraga saat dihubungi via telepon mengatakan, proses pengawasan terhadap tambang minyak di sumur tua Wonocolo akan diperketat.

Jangan sampai ada praktek pengeboran ilegal, seperti yang meledak di aceh Timur. Peristiwa serupa pernah terjadi di sumur minyak Wonocolo pada 2010 lalu, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Proses pengambilan minyak mentah dari perut bumi atau warga setempat menyebutnya dengan latung ini dilakukan secara sederhana. Minyak dari dalam sumur sedalam 150 hingga 200 meter diangkat melalui pipa besi dengan menggunakan mesin mobil yang sudah dimodifikasi.  

Minyak mentah yang dikeluarkan dari dalam sumur ini masih bercampur air. “Setelah diangkat, minyak dialirkan ke tempat penampungan untuk memisahkan kadar air. Untuk satu sumur, dalam sehari rata-rata bisa menghasilkan antara 600 hingga 1.000 liter minyak mentah,” ucap Ahmad Basir, salah seorang penambang tradisional di Bojonegoro, Jumat (27/4/2018)

Selain disetor ke Pertamina, para penambang juga bisa melakukan penyulingan sendiri. Proses penyulingan untuk memisahkan minyak mentah dengan air dilakukan secara sederhana, yaitu dengan cara direbus di atas tanah selama kurang lebih empat jam.

Penyulingan tersebut dapat menghasilkan bahan bakar minyak berupa solar dan minyak tanah. Dalam sehari warga bisa mendapatkan satu drum atau 220 liter solar. Para penambang mengaku jika hasil sulingan minyak ini hanya dikonsumsi sendiri. “Ini untuk mengoperasikan mesin mobil penarik pipa dari dalam sumur,” kata Rima, penambang minyak tradisional lainnya.

Editor : Himas Puspito Putra

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network