Permohonan maaf dari pasangan calon pengantin tersebut, diterima para sesepuh dan tokoh adat Tengger yang hadir. Kendati menerima permohonan maaf tersebut, namun warga Tengger sangat menyayangkan kejadian tersebut.
"Kami sangat menyayangkan, kenapa rombongan foto prewedding tidak memperhitungkan bahayanya menggunakan flare di atas area rumput kering yang mudah terbakar. Selain tempat wisata, Gunung Bromo merupakan tempat yang disakralkan oleh masyrakat Tengger, sehingga setiap orang atau wisatawan yang ke sana harus menjaga sopan santun," ujar salah satu tokoh masyarakat adat tengger, Sarwo Slamet.
Akibat kelalaian dalam pelaksanaan foto prewedding tersebut, padang savana yang merupakan kawasan konservasi di bawah pengelolaan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tersebut, ludes terbakar. Luasan lahan yang di kawasan padang savana tersebut, mencapai 500 hektare.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait