Timnas Israel saat memenangi Piala Asia AFC 1964 (foto: wikipedia).

“Ahli polemik Max Nordau, salah seorang pelopor Zionisme awal abad ke-20, mencetuskan sebuah doktrin yang disebut Muskeljudentum atau pembugaran Yahudi,” demikian dikutip dari buku Memahami Dunia Lewat Sepak Bola (2006).   

Efek dari doktrin Muskeljudentum terlihat pada tahun 1920-an. Klub-klub sepak bola Yahudi menjamur di seluruh Eropa metropolitan, di antaranya di Budapest, Berlin, Praha, Innsbruck dan Linz.

Tim-tim sepak bola Yahudi ini membawa nasionalisme mereka sendiri, bukan nasionalisme Hungaria, Austria atau Jerman. Secara terbuka mereka memperlihatkan penanda Zionisme yang disematkan pada lengan baju dan seragam.

Nama-nama tim kesebelasan juga dijumput dari bahasa Ibrani, yakni seperti Hagibor (Sang pahlawan), Bar Kochba (Tokoh pemberontakan melawan Romawi pada abad ke-2) dan Hakoah (Kekuatan).  

“Seragam mereka biru putih, warna bendera Israel”.

Max Nordau berpendapat banyak orang Yahudi, yakni terutama yang menjadi korban anti semitisme mengalami penyakit Judentot atau kemurungan Yahudi. Penyakit yang timbul akibat tekanan hidup di ghetto-ghetto.

Digambarkan betapa sengsaranya hidup dalam kesuraman rumah-rumah yang tidak tembus cahaya matahari. Tungkai orang-orang Yahudi telah lunglai sekaligus lupa cara bergerak dengan riang.

“Cemas akan penganiayaan yang terus-menerus datang mendera, kelantangan suara kita pun padam menjadi bisik-bisik resah”.

Penyakit Judentot atau kemurungan Yahudi harus diberantas. Yang dibutuhkan untuk menyingkirkan itu bukan hanya melakukan penyegaran raga politik, melainkan juga penyegaran raga jasmani.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network