SURABAYA, iNews.id - Menantu mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo, Bayu Airlangga, memutuskan mundur dari Partai Demokrat. Keputusan mengejutkan itu diambil setelah dia gagal terpilih sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jatim.
Pada pernyataannya, Bayu Airlangga mengaku kecewa dan merasa dizalimi oleh DPP Partai Demokrat. Pasalnya, DPP tidak bersikap demokratis dengan mengabaikan suara mayoritas di bawah.
Dia menegaskan, ketika dirinya dan sejumlah pendukung dizalimi, maka tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai. Dia mengingatkan bahwa, saat pembukaan Musda, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjanjikan proses secara demokratis. Namun kenyataan berbeda.
Profil Bayu Airlangga
Bayu Airlangga merupakan putra dari mantan Kepala BPN Jawa Timur Gede Ariyuda yang kini bergabung dengan Partai Nasdem. Dia menikah dengan putri bungsu mantan Gubernur Jatim Soekarwo, Kartika Prawitasari.
Pertamuan ini juga menjadi awal Bayu Airlangga terjun di dunia politik. Mengikuti jejak sang mertua, Bayu bergabung dengan Partai Demokrat dan duduk sebagai Ketua Muda Mudi Demokrat Jatim.
Kiprahnya di organisasi kepemudaan Demokrat rupanya kian memantapkan Bayu untuk terjun ke politik lebih dalam. Itu sebabnya, pada Pemilu 2019 dia maju sebagai calon legilstif untuk DPRD Jawa Timur.
Agar peluang terbuka, dia pun berjuang di Daerah Pemilihan XI, di wilayah kelahiran Soekaro (Kabupaten Nganjuk, Kota/Kabupaten Madiun). Hasilnya, Bayu terpilih sebagai anggota legislatif dengan perolehan 37.501 suara.
Sejak saat itu namanya mulai dikenal. Bahkan pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya, namanya sempat masuk radar partai. Namun, dia memilih fokus membesarkan Partai Demokrat dan mengabaikan tawaran tersebut.
Tak lama berselang Bayu ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim, menggantikan Renville Antonio yang ditunjuk sebagai Bendara Umum Partai Demokrat. Di PD Jatim, Bayu berduet dengan Emil Elestianto Dardak yang juga menjadi Plt Ketua DPD PD Jatim menggantikan Soekarwo.
Pada perjalanannya, duet ketua dan skretaris ini bersaing di Musda Partai Demokrat Jatim. Sayang, mimpi Bayu untuk mengikuti jejak Soekarwo sebagai ketua DPD kandas, meski memperoleh dukungan mayoritas DPC.
Sebab, DPP Partai Demokrat menentukan Ketua DPD berdasarkan fit and proper test dan menunjuk rivalnya Emil Elestianto Dardak sebagai ketua. Keputusan inilah yang membuat bayu kecewa dan memutuskan mundur.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait