Ilustrasi varian baru Covid-19 . (Foto: Istimewa)

SURABAYA, iNews.id - Ketua Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Prof Maria Lucia Inge Lusida menyebut ditemukan varian baru Covid-19 di Indonesia. Temuan tersebut diketahui dari sampel tes di ITD. Dua varian baru itu yakni B1.1.7 dan B1.351, sehingga tingkat penularan cukup tinggi.

Melihat temuan itu, epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya M Atoillah Isfandiari menuturkan, sebenarnya sebelumnya sudah diperingatkan para pakar jauh sebelum libur lebaran. Sejak Januari sudah disampaikankan bahwa ada kemungkinan varian-varian baru itu masuk ke Indonesia.

"Jadi sebenarnya apa yang ditemukan di ITD itu sebenarnya hanya mengkonfirmasi saja dari peringatan yang sudah diberikan," katanya, Selasa (8/6/2021).

Dia melanjutkan, adanya varian baru yang jauh lebih mudah menular tersebut dapat dipengaruhi oleh mobilitas, terutama  antara wilayah Bangkalan dan Surabaya. Dengan mobilitas tinggi dapat memberikan risiko penularan tinggi pula untuk kedua wilayah tersebut. Kemunculan varian baru diduga dibawa oleh Pekerja Migran Indonesia dari Luar Negeri yang mudik pada saat lebaran.

Maka dari itu, sambungnya, testing menjadi langkah dasar untuk mengetahui dan melacak masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah dilakukan testing dapat dilakukan pembatasan sesuai dengan hasil testing tersebut.

 “Yang penting ditesting dulu kalau ketemu yang positif diisolasi dan ditelusuri domisilinya. Maka daerah sekitar domisilinya itu yang diisolasi. Bisa jadi kalau dari testing itu ketemu positifnya merata dari berbagai kota di pulau Madura pada akhirnya bisa mengarah pada ke karantina wilayah pulau," ujarnya. 

Atok menambahkan, kegiatan testing yang dilakukan di Jembatan Suramadu merupakan sedikit saja gambaran lonjakan Covid-19 dan sedikit upaya untuk meminimalisir persebaran di Surabaya. Kegiatan tersebut, ungkapnya, juga harus diimplementasikan untuk kegiatan mobilitas dalam kota untuk mendeteksi dan menggambarkan persebaran di Madura.
 
Tidak hanya itu, perlu adanya kesadaran bagi masyarakat Surabaya yang telah melakukan perjalanan libur lebaran atau mobilitas ke Madura untuk melapor ke puskesmas bila ada keluhan kesehatan. "Yang terpenting, untuk wilayah Madura sendiri jika ada kasus positif dilakukan tracing dalam seminggu ini sudah bertemu dengan siapa saja, termasuk saudara mereka yang mobilitas di Surabaya," ujarnya. 
 
Karenanya, warga Madura yang ada di Surabaya dapat di-tracing lebih lanjut. “Kalau ingin efisien dan efektif, testing di Madura bagus dan ketemu positif maka dilanjutkan dengan tracing yang juga harus bagus. Misalnya dalam seminggu terakhir apakah pernah ada riwayat kontak dengan yang berkunjung dari luar pulau Madura termasuk dari Surabaya," katanya.


Editor : Ihya Ulumuddin

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network