SURABAYA, iNews.id – Mobil PCR bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jawa Timur menjadi polemik. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim mobil tersebut dikirim khusus untuk Kota Surabaya. Risma mengaku meminta sendiri kepada Kepala BNPB Doni Monardo melalui WhatsApp (WA).
"Teman-teman lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni. Jadi ini saya sendiri yang memohon (terkait bantuan mobil PCR) kepada beliau,” katanya.
Sebaliknya, Koordinator Rumpun Gugus Tugas Logistik Covid-19 Jatim Suban Wahyudiono menyebut, mobil tersebut untuk seluruh daerah di Jatim. Sebagai bukti, Suban menunjukkan surat permohonan resmi kepada BNPB tertanggal 11 Mei 2020. Surat ini berkaitan dengan permohonan dukungan percepatan penegakan diagnosis Covid-19 di Jatim.
“Jadi di dalam surat kami, itu permohonan mesin PCR sebanyak 15 unit,” ujar Suban yang juga menjabat Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim tersebut.
Selain surat permohonan, malam harinya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga bertelepon kepada Doni.
“Bapak Pangdam Brawijaya juga komunikasi kepada Kepala BNPB untuk segera ada bantuan mobil unit PCR ini,” katanya.
Tak cukup di situ, Subah juga berkirim pesan via WA ke Doni dan diarahkan berkomunikasi dengan Deputi I Kedaruratan dan Logistik Dody Ruswandi.
“Perbincangan saya dengan Pak Dody, tanggal 27 Mei 2020 malamnya itu, kami sudah dikirim satu unit yang isinya dua mesin PCR,” ucapnya.
Dody, lanjut Suban, juga menyampaikan nomor telepon untuk menghubungi driver maupun kru terkait penerimaan mobil. Lalu disepakati mobil diterima di rumah sakit (RS) darurat di Jalan Indrapura, Surabaya.
Selama mobil dalam perjalanan, Suban juga terus memonitor hingga tiba di Surabaya pukul 04.00 WIB dan unit yang pertama datang langsung beroperasi pada 27 Mei 2020 ke RS Universitas Airlangga (Unair). Sore harinya, mobil PCR digeser ke Arma Haji Sukolilo.
“Total di RS Unair mengerjakan 200 sampel dan di Asrama Haji mengerjakan 100. Totalnya 300 sampel di Surabaya, itu tanggal 27 Mei,” ujarnya.
Sehari berikutnya, mobil unit ini diarahkan ke Kabupaten Sidoarjo dan Lamongan.
“Karena apa, di Sidoarjo sudah banyak yang harus diperiksa lab,” ujarnya.
Nah, BPBD Jatim juga mendapat surat dari Risma terkait permohonan bantuan swab dengan mobil PCR pada 22 Mei 2020.
“Padahal mobil unit ini datangnya tanggal 27 Mei. Jadi surat wali kota pun saat ini belum kami jawab karena mobil langsung beroperasi,” ucapnya.
Karena itu, dua mobil PCR tersebut, memang untuk Pemprov Jatim dan dalam statement BNPB disampaikan, mobil tidak hanya untuk Surabaya tetapi secara khusus juga menyebut kota lain seperti Sidoarjo dan Lumajang.
Kenapa dikirim pula ke Tulungagung? Sebab kabupaten ini juga memerlukan bantuan lantaran selama ini terkendala kapasitas swab dan harus dilayani. Apalagi, pasien dalam pengawasan (PDP) di Tulungagung tertinggi nomor dua (588 kasus) di Jatim setelah Surabaya (2.936).
"Dari 588 tersebut, terdapat 172 pasien yang meninggal dalam status PDP sebelum sempat di-swab,” ujar Suban.
Editor : Ihya Ulumuddin
pemprov jatim risma COVID-19 PCR tri rismaharini kota surabaya doni monardo khofifah indar parawansa
Artikel Terkait