SURABAYA, iNews.id – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini marah besar lantaran dua mobil PCR untuk Surabaya dialihkan ke Lamongan dan Tulungagung. Mobil bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dialihkan ke daerah lain atas permintaan Tim Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur.
Emosi Risma ini meluap saat menelepon petugas BNPB. Sebab, dia sudah menjadwalkan tes swab cepat untuk warga Surabaya. Namun, mobil yang disiapkan untuk tes ternyata malah bergeser ke daerah lain.
“Saya sampai ngemis-ngemis (meminta-minta) lewat Pak Pramono Anung, lewat DPR RI. Saya mau disiksa apa?. Saya dituduh nggak bisa kerja lagi. Saya lho pak dapat WA (whastApp)-nya Pak Doni Monardo, kalau itu (mobil PCR) untuk Surabaya. Apa-apaan itu pak,” teriak Risma melalui sambungan telepon.
Risma mengatakan, angka Covid-19 di Surabaya cukup tinggi, karena itu butuh rapid tes dan tes swab yang cepat. Namun, upaya tersebut justru tersendat karena mobil PCR tidak ada di tempat saat dibutuhkan.
“Kalau mau boikot, tidak begini caraya. Saya akan ngomong ke semua orang. Bapak tau, pasien itu sudah nunggu di Asrama Haji. Siapa yang nggak bisa kerja kalau ngawur, nyerobot gitu,” ujarnya.
Risma mengaku, dua mobil PCR bantuan BNPB dikirim ke Surabaya atas permintaan Surabaya. Risma mengaku meminta secara langsung kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pusat, Doni Monardo, khusus untuk penanganan Covid-19 di Surabaya.
“Temen-temen lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni, jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu,” kata Risma sambil menunjukkan chat dengan Doni.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, sebetulnya pada Hari Kamis kemarin, Surabaya sudah akan dibantu mobil laboratorium itu. Awalnya, akan langsung diguanakan untuk pasien yang menjalani karantina di Hotel Asrama Haji dan Dupak Masigit.
“Jadi, bantuan dari BNPB itu dua unit mobil laboratorium dan sudah kami tentukan titik-titiknya selama mobil itu berada lima hari di Kota Surabaya. Masing-masing titik itu kami siapkan 200 orang untuk dilakukan tes swab. Mereka itu yang belum dites swab dan waktunya swab ulang, supaya cepat selesai penanganannya,” kata Feny-sapaan Febria Rachmanita.
Namun, waktu itu diundur pukul 13.00 WIB karena mobil itu dialihkan dulu ke Rumah Sakit Unair dan tidak langsung ke Hotel Asrama Haji. Karena dijadwalkan pukul 13.00 WIB, kemudian para pasien di Hotel Asrama Haji dipersiapkan mulai sekitar pukul 12.30 WIB dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
“Ternyata, mobil itu tidak datang-datang hingga kami menunggu 5 jaman dan mobil itu baru datang sekitar pukul 18.30 WIB. Dan ternyata kemarin dua mobil itu dibawa ke Unair satu dan satu mobil lagi dibawa ke daerah lain,” tegasnya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait