JAKARTA, iNews.id - Sutan Sjahrir mendesak Proklamasi Kemerdekaan RI lebih cepat setelah mendengar berita kekalahan Jepang. Dia bahkan telah menulis naskah teks Proklamasi yang akan dibacakan oleh Soekarno.
Pada malam 16 Agustus 1945, naskah teks Proklamasi buatan Sjahrir sempat didiskusikan di rumah Laksamana Maeda. Namun, pada akhirnya batal dibacakan.
Malam itu Sjahrir mengambil sikap pasif. Dia menolak bergabung lantaran pemikirannya soal Proklamasi Kemerdekaan sudah tak sejalan dengan Bung Karno dan Bung Hatta.
“Namun teks ini (karangan Sutan Sjahrir) langsung dibuang,” tulis Lambert Giebels dalam buku Soekarno Biografi 1901-1950.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait