BANYUWANGI, iNews.id - Alas Purwo merupakan hutan konservasi kawasan taman nasional terbesar di Indonesiayang memiliki ribuan flora dan fauna. Alas Purwo yang berada di Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur juga terkenal dengan keangkerannya.
Kawasan hutan di ujung timur Pulau Jawa ini juga ternyata menyimpan misteri dari pusat kerajaan gaib hingga kegiatan ritual pesugihan.
Sesuai dengan namanya, Alas Purwo yang bermakna hutan luas atau besar memiliki luas 43.420 hektare. Tempat ini menjadi rumah yang nyaman bagi flora dan fauna.
Alas Purwo posisinya menjorok di ujung tenggara berhadapan langsung dengan laut selatan atau samudera Indonesia.
Untuk menuju Alas Purwo, bisa mengendari kendaraan roda dua atau sepeda motor maupun kendaraan pribadi. Lokasinya sekitar 70 km dari pusat kota Banyuwangi dengan waktu tempuh sekitar tiga jam perjalanan.
Saat ini, infratruktur menuju Alas Purwo telah didukung dengan sarana jalan yang sangat memadai hingga sampai Pancur yang merupakan penghentian akhir di Alas Purwo.
Keanekaragaman hayati di alas purwo begitu melimpah. Setidaknya ada 700 jenis tumbuhan mendiami Alas Purwo berikut satwanya, seperti banteng, merak, rusa hingga harimau. Semuanya menjadi satu kesatuan pada daratan seluas 43.420 hektare ini.
Namun, kisah mistis di Alas Purwo ini diyakini masyarakat adalah satu di antara sejumlah hutan yang terangker di Pulau Jawa, bahkan se-Nusantara.
Juru kunci Alas Purwo, Mbah Saminten merupakan generasi penerus setelah suaminya, Mbah Mariono menuturkan, kegiatan pesugihan, mencari wangsit atau ilmu hitam sering dilakukan beberapa orang di Alas Purwo.
Meski kejadian orang hilang di Alas Purwo yang sudah berulang kali terjadi, tidak menyurutkan sejumlah kalangan untuk masuk ke Alas Purwo.
“Sudah sering (orang ilang). Saya setiap hari menjaga dan membersihkan situs kawitan,” katanya, Selasa (14/9/2021).
Mbah Saminten menuturkan, mengalirnya air sendang lanang tersebut merupakan air yang bersumber dari dalam gua istana yang merupakan gua terbesar di Alas Purwo.
Selain situs kawitan, pura luhir giri salaka yang berlokasi di pinggir jalan juga menjadi pusat perhatian pengunjung yang akan menjalankan ritual tertentu.
“Tapi, tidak semua orang bisa masuk kedalam pura giri salaka. Sebab pura tersebut untuk peribadatan umat Hindu,” katanya.
Situs Kawitan merupakan pintu masuk dari segala tempat keramat di Alas Purwo. Salah satunya sendang putri atau kaputren, sendang pancuran atau sendang lanang yang merupakan tempat semedi Prabu Siliwangi.
Sendang lanang atau tempat semedi prabu siliwangi berlokasi di bawah pohon besar yang di bawahnya terdapat sumber mata air yang deras dan mengalir ke laut.
Bagi wisatawan biasa, hal tersebut kurang menjadi hal perhatian dan tak banyak orang berani menjamah pedalaman Alas Purwo. Namun bagi sebagian orang yang memiliki tujuan tertentu, Alas Purwo menjadi jujukannya.
Mereka tidak bisa seenaknya masuk di dalam hutan yang terkenal angker ini. Mereka harus mengikuti persyaratan yang ada yakni bersih diri dan izin kepada penghuni Alas Purwo yang kasat mata dengan menyinggahi situs Kawitan.
Sejumlah warga yang pernah mengalami hal tak lazim lain pun menceritakan kisah yang dialaminya saat masuk di alas purwo.
“Hal-hal gaib sering dialami meski secara logika tidak masuk akal seperti menemukan buah tapi tidak bisa pulang, bahkan jalan pulang disesatkan sehingga hanya bisa berputar–putar di dalam Alas Purwo,” kata warga Alas Purwo, Widjiyanto.
Hal serupa juga dialami warga lainnya, Katiran. Dia mengaku pernah menjalani meditasi di salah satu gua di dalam alas purwo.
“Saya pernah melihat harimau putih terus menghilang,” katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait