Saat menjadi raja inilah Tohjaya mendapat hasutan dari pembantunya Pranaraja. Dia pun berniat membunuh kedua keponakannya yaitu Ranggawuni putra Anusapati dan Mahisa Cempaka, putra Mahisa Wonga Teleng, yang dianggap berbahaya terhadap kelangsungan tahta.
Bahkan Tohjaya sudah telah menyiapkan algojo yakni Lembu Ampal. Namun meski ditunjuk Lembu Ampal justru berbalik mendukung kedua pangeran yang hendak dibunuhnya. Dia bahkan berhasil menghimpun dukungan dari angkatan perang Tumapel, untuk bersama mendukung Ranggawuni dan Mahisa Cempaka menjabat sebagai Ratu Angabhaya bergelar Bhatara Narasinghamurti.
Keduanya memerintah berdampingan. Keturunan Ken Arok yang diwakili oleh Mahesa Cempaka atau Narasinghamurti, sedangkan sosok Ranggawuni merupakan keturunan Tunggul Ametung.
Nama Mahesa Cempaka yang pernah menjadi Raja Singasari merupakan cucu Ken Arok. Menurut kitab Pararaton, Mahesa Cempaka adalah anak dari putra Mahisa Wonga Teleng, putra pertama Ken Arok dari hasil pernikahannya dengan Ken Dedes.
Mahesa Cempaka ini kelak memiliki anak bernama Raden Wijaya. Sebagaimana dikisahkan kitab Pararaton, Raden Wijaya inilah yang menjadi pendiri Kerajaan Majapahit.
Sementara Negarakertagama menyebut Raden Wijaya adalah putra Lembu Tal, yang tak lain adalah putra Narasinghamurti atau Mahesa Cempaka, atau dengan kata lain Raden Wijaya adalah cucu Narasinghamurti
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait