“Buku ini disusun tahun ini, mungkin butuh tiga bulan. Kemudian membuat narasi, mencetak, dan memakan waktu tiga bulan. Butuh waktu saja, yang kami sayangkan banyak data tahun rilisnya atau pencipta lagunya tidak tertulis di cover lagunya,” ujarnya.
Beragam jenis genre musik keroncong tersusun rapi di buku yang diluncurkan Museum Musik Indonesia (MMI) pada Sabtu 9 Oktober 2021 lalu. Tercatat ada lima jenis musik keroncong yang teridentifikasi di Indonesia, terlampir di buku kompilasi sejarah musik keroncong.
“Yang kami kenal ada lima, yang keluarga keroncong sendiri, atau dikembangkan keroncong, stambul, langgam, keroncong hawaiiban, dan gamat dari Sumatera Barat,” katanya.
Sementara itu sejarawan sekaligus peneliti musik keroncong Rakai Hino Galeswangi menyatakan, pelestarian budaya musik keroncong begitu penting agar tak diakui atau diklaim oleh negara lain. Mengingat sejauh ini dari beberapa penelitian yang dilakukan genre keroncong memang asli dari Indonesia.
“Genre-nya ini yang kita gandoli, kalau instrumennya kita nggak usah mempermasalahan. Warna lagunya, nadanya, itu orang lain nggak punya, itu turun temuran setiap daerah, kalau genrenya, nadanya, rohnya, iramanya itu lah yang bisa kita klaim sebagai warisan budaya Indonesia,” jelasnya.
Hal ini membantah bila musik keroncong, adanya sumber keroncong berasal dari Portugis saat mulai memasuki Indonesia. Mengingat beberapa penelitian sejarah disebutkan Hino, musik keroncong ini sudah ada jauh sebelum Portugis tiba.
“Kalau alatnya, kita bisa pakai alat apa pun, contoh sekarang kita memainkan lagu Jawa, tidak harus pakai gamelan, bisa pakai biola, pakai keyboard, atau bisa pakai elektrik DJ. kalau alatnya mungkin dari luar negeri campuran kombinasi,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait