Di sebelah utara ada lagi gapura dengan pintu besi penuh berukir untuk masuk ke keraton. Dari pintu utara terbentang jalan ke selatan sampai benteng sebelah selatan. Jalan dari pintu utara bertemu dengan jalan dari pintu barat tepat di tengah-tengah kompleks keraton.
Pertemuan dua jalan itu disebut jalan perempatan. Masuk dari pintu utara mengikuti jalan ke arah selatan, di sebelah kanan jalan ialah alun-alun, di sebelah kiri jalan ialah bangunan - bangunan kenegaraan dalam kompleks keraton.
Dari perempatan ke arah timur di kanan kiri jalan ialah bangunan - bangunan tempat kediaman, ditanami pohon tanjung. Di tepi alun-alun sepanjang benteng berjajar pohon brahmastana. Alun-alun bagian selatan digunakan sebagai lapangan watangan.
Bangunan - bangunan yang didirikan di bagian timur, mulai dari pintu utara ke arah selatan, di sebelah kiri jalan ialah panggung tinggi, lantainya dibuat dari marmer putih mengkilat, menghadap ke alun-alun. Di sebelah selatan panggung ialah pekan dan perumahan yang memanjang ke arah timur.
Tepat di sebelah selatan jalan perempatan ialah balai agung tempat pertemuan pada permulaan bulan Caitra setiap tahun. Kemudian menyusul balai manguntur, sama dengan tatag rambat atau pendapa agung tempat para pembantu utama menghadap Sang Prabhu.
Di tengah-tengah balai manguntur ada rumah kecil dengan tahta tempat duduk Sang Prabhu. Rumah kecil dalam balai manguntur itu disebut balai witana. Pembagian balai manguntur di bagian utara ialah khas tempat duduk para pujangga dan para menteri.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait