Per tanggal 31 Desember 2021, penyelesaian kegiatan ini telah mencapai 66,43 persen atau lebih cepat dari target yang dicanangkan di awal tahun 2021 sebesar 59,44 persen.
"Mengingat Kilang GRR Tuban nantinya akan menjadi salah tonggak kemandirian energi yang nantinya menyokong distribusi energi di Indonesia, pihak perusahaan akan terus menjalin sinergi termasuk dengan tenaga kerja lokal guna melanjutkan proyek GRR Tuban secara On Time, On Budget, On Specification, On Return, On Regulation (OTOBOSOROR),” tutup Kadek.
Diketahui, Pertamina terus mengawal upaya percepatan proyek ditunjukkan dari progres proyek yang telah mencapai 66,43 persen untuk tahapan Front End Engineering Design (FEED) di tahun 2022.
Di tahun ini pula, proses persiapan pembangunan kilang GRR Tuban terus dikebut melalui serangkaian aktivitas. Baik yang diselenggarakan oleh Pertamina Project GRR Tuban maupun PT Pertamina Rosneft Pengolahan Dan Petrokimia (PRPP). Kilang GRR Tuban nantinya akan memberi tambahan pasokan untuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG, dan petrokimia. Tujuannya adalah untuk mengurangi impor.
Kilang GRR Tuban juga dibangun dengan teknologi mutakhir dengan kapasitas pengolahan sebesar 300.000 barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel. Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan 4 juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4,25 juta ton per tahun. Pembangunan Kilang GRR Tuban ini juga menciptakan multiplier effect lainnya, terutama di daerah sekitar lokasi di Tuban.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait