SURABAYA, iNews.id - Jembatan Suramadu sepi pemudik di Hari Raya Idul Adha. Tradisi toron (mudik Idul Adha) yang biasa dilakukan warga Madura tak tampak. Kondisi itu terpantau sejak tadi malam hingga Selasa (20/7/2021) pagi tadi.
Pantauan di lapangan, kendaraan yang melintas di Jembatan Suramadu dari arah Surabaya menuju Madura terbilang sepi. Bahkan lebih sepi dari kondisi normal.
Pemandangan ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Saat Idul Adha, jembatan Suramadu penuh. Sebab, banyak masyarakat Madura yang toron atau mudik merayakan Idul Adha.
Meski begitu, penjagaan di pintu masuk Suramadu terus diperketat. Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan serbuan warga Madura yang pulang untuk berhari raya.
"Ada atensi yang sangat tinggi terhadap risiko apabila ada mobilitas. Maka, belajar dari pengalaman tahun lalu, kami memantau langsung di lapangan pada jam-jam di mana orang-orang biasanya mencoba melanggar," kata Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat meninjau langsung lalu lintas di jembatan Suramadu.
Menurut Emil, pengendalian arus lalu lintas dirasa penting. Sebab, tren kenaikan kasus Covid-19 terjadi pada saat arus besar mudik. Momen tersebut mengakibatkan kemacetan dan kerumunan.
Namun, dia mengaku senang melihat adanya perubahan yang cukup signifikan dalam tren antrean lalu lintas menjelang lebaran. Sebab, menurut data Dirlantas Polda Jatim, terjadi penurunan 70 persen dibanding tahun lalu.
"Ada berita tentang warga toron yang memenuhi Jembatan Suramadu. Tapi kenyataan di lapangan sekarang tidak demikian. Bukan berarti tidak ada yang toron. Tentu ada, tetapi kita sudah memenuhi komitmen bahwa mereka yang diaglomerasi, mereka yang ingin mencari nafkah tidak dihalangi," ujarnya.
Dengan kondisi arus lalu lintas yang lancar dan kooperatifnya warga untuk tidak mudik, maka tindakan yang diambil petugas masih berupa pengendalian. Dimana mereka hanya akan memeriksa kelengkapan dokumen pengendara saja.
"Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa nanti jika arus mudik besar, akan dilakukan penyekatan. Untuk sekarang, masih berupa pengendalian. Ini saya rasa cukup, karena toh sudah ada banyak pengendara yang disuruh putar balik karena tidak taat dan dokumennya tidak lengkap," katanya.
Wakapolda Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo mengatakan, pengendalian di Jembatan Suramadu ini akan terus dilakukan hingga 25 Juli 2021. Hal ini dilakukan untuk terus menjaga kestabilan kondisi lalu lintas seperti sekarang ini.
"Jangan mempermasalahkan kapan ini berakhir. Yang harus kita lakukan adalah memikirkan bagaimana kita semua mentaati protokol kesehatan. Kalau sudah melakukan ikhtiar ini, saya yakin kita bisa melewati pandemi ini," katanya.
Kasdam Brigjen TNI Agus Setiawan turut menambahkan, bahwa pengendalian tersebut dilakukan secara nasional, yakni di Jawa dan Bali. Langkah itu dilakukan untuk melawan penyebaran mata rantai Covid-19. Hal ini juga sebagai tindaklanjut adanya PPKM Darurat di kedua wilayah.
"Ini berlaku secara nasional, yakni di seluruh Jawa dan Bali. Kami melibatkan ribuan aparat, baik di perbatasan antar provinsi, perbatasan kabupaten/kota, maupun di dalam kabupaten/kota itu sendiri. Mudah-mudahan ini bisa menjadi langkah konkrit menekan penyebaran virus corona ini," ujarnya.
Pengendalian di Jembatan Suramadu dilakukan dengan pengecekan surat-surat berupa Surat Ijin Keluar Masuk (SIKM), vaksinasi tahap satu, serta rapid antigen. Mereka yang tidak memiliki dokumen tersebut akan diminta untuk memutar arah dan tidak diperkenankan melewati perbatasan.
Diketahui Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meninjau operasi lalu lintas di Jembatan Suramadu, Senin (19/7/2021) malam. Tinjauan ini dilakukan bersama Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo dan Kepala Staf Komando Daerah Militer V Brawijaya Brigjen TNI Agus Setiawan.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait