Hal ini terjadi karena situasinya memaksa bertindak membunuh atau dibunuh. Bupati Blitar Sumarsono berhasil kabur. Dikutip dari artikel Respon NU Jawa Timur Benturan NU-PKI 1948-1965, kepala daerah dari PKI itu berhasil ke luar kota.
Namun pelariannya tidak berlangsung lama. Sumarsono berhasil ditangkap dan dibantai. “Begitu juga Ketua DPRD (Blitar) yang gembong PKI ditangkap oleh ABRI”.
Situasi menegangkan serupa juga terjadi di Kabupaten Trenggalek. Pemuda Ansor dan Banser NU bersama aparat keamanan serta DPRGR non PKI, memecat Bupati Trenggalek Sutomo Bk.
Bupati Trenggalek Sutomo Bk merupakan kader PKI. Posisi Bupati Trenggalek kemudian digantikan pegawai pemkab bernama H Hardjito. “Dengan adanya bupati baru yang non PKI, Ansor bisa bekerja leluasa memberikan keterangan sebenarnya tentang situasi”.
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 menjadi titik balik PKI. Partai politik yang pernah hancur pada tahun 1926 dan 1948 itu kembali terpuruk. Pada 12 Maret 1966, PKI secara resmi dibubarkan dan sekaligus dinyatakan sebagai partai terlarang.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait