"Mereka itu kan sekarang ada yang sudah jadi polisi, TNI, jadi pengusaha juga ada, datang ke saya kangen ngerasain es campur saya katanya. Saya mau dikasih uang nggak mau, akhirnya dibelikan rokok. Dalamnya rokok itu dikasih uang Rp100.000-Rp200.000," ujarnya.
Bahkan kesederhanaan dan keakraban Said semasa muda dengan teman-temannya membuatnya kerap dibantu dan diberikan uang secara diam - diam, padahal dia tak memintanya. Beberapa teman bermainnya bahkan ada yang sampai kini menetap di Belanda dan menjadi warga negara Belanda mengikuti jejak orang tuanya.
"Teman-teman saya dulu yang orang China itu ada yang nawarkan mau dibuatkan depot, saya nggak mau, saya tolak, kalau teman ya teman, cuma kan saya usaha, mereka juga kerja, teman-teman Belanda juga gitu ngirim (ucapan), misah sama teman-teman itu tahun 60-an, mereka ke Belanda," ucapnya.
Bahkan pergaulan Said juga mengantarkannya berinteraksi dengan keluarga artis Yuni Shara. Orang tua Yuni Shara merupakan temannya dan kerap membeli es campurnya. Pernah suatu ketika dia ditanya oleh Yuni Shara, karena kesukaannya melihat seni keroncong, tapi dijawabnya sambil bercanda hobinya membuat es campur.
"Setiap hari jualan, kalau dulu jualan jam 7 sampai jam 11 malam, tapi sekarang jam 10 pagi sampai jam 5 sore. Malam itu sudah sepi, nggak ada orang jualan," ucap pria dua anak ini.
Aktivitas jualan itu dia geluti sampai kini. Bahkan dia berhasil berangkat haji dari hasil menyisihkan uang tabungan sejak lama. Dari awal berjualan dengan modal harga Rp1.000 dengan harga kini Rp6.000 per porsi. Keuntungan itu kemudian dia sisihkan Rp20.000-Rp30.000 setiap harinya dan diserahkan ke istri untuk ditabung.
"Pernah jualan harga Rp1 rupiah. Pernah Rp3.500, kalau sekarang Rp6.000. Itu gulanya 3 kilo, kalau dulu gulanya 10-12 kilo, turun sekarang. patokan gula yang lain terserah, ukurannya tidak bisa ngitung," katanya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait