Semula hanya dianggap bengkak biasa. Namun, lama kelamaan bengkak mata terus membesar hingga menonjol ke depan. "Enggak tahu kenapa. Awalnya normal seperti anak-anak pada umumnya. Setelah terus menangis itu, akhirnya bengkak," katanya.
Mahendra mengatakan, karena sang ibu tidak punya biasa, sakit anaknya hanya dibiarkan saja. Akhirnya, warga sekutar pun terpanggil untuk membantu. Mereka patungan dan membawa balita Dimas ke Rumah Sakit Harjono Ponorogo.
Namun, karena kondisinya sudah kritis, Dimas dirujuk ke Rumah Sakit Provinsi di Madiun. Tetapi, lagi-lagi tak bisa menangani, sehingga Dimas harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum dr Soetomo Surabaya.
"Kasihan sekali. Apalagi, Bu Sri ini keluarga tidak mampu. Dia hanya bekerja jadi buruh pembuat tusuk sate," ujarnya.
Sementara itu, Sri Wahyuni hanya bisa pasrah. Dia berharap sakit yang diderita anaknya segera sembuh dan bisa bermain seperti anak seusianya.
"Nangis terus minta gendong. Kalau diajak jalan-jalan diam. Jadi kalau tengah malam nangis ya saya bangun ajak jalan-jalan sambil digendong," tuturnya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait