ilustrasi Ranggalawe (foto: Kimranggalawe/ist).

Peperangan sengit antara Ranggalawe dan Mahisa Nabrang bertarung dengan ilmu kanuragan yang dimilikinya masing-masing. Pertarungan pun berlanjut ke dalam air sungai. Ranggalawe berhasil mendesak Mahisa Nabrang, namun ketika sampai di tengah, Mahisa Nabrang berhasil menikam kuda Ranggalawe. 

Ranggalawe yang terpeleset batu berhasil ditenggelamkan ke air oleh Mahisa Nabrang. Sesudah kehabisan napas, Ranggalawe gugur di tempat. Mengetahui Ranggalawe tewas, Lembu Sora menikam Mahisa Nabrang dari belakang hingga tewas. Panglima Majapahit itu pun turut meregang nyawa di Sungai Tambak Beras. 

Setelah tewasnya Ranggalawe pada 1295, Arya Wiraraja merasa sakit hati kepada Dyah Wijaya dan memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Arya Wiraraja menagih janji Dyah Wijaya yang diucapkan di Sumenep melalui Perjanjian Songeneb, untuk membagi wilayah Majapahit menjadi dua bagian. 

Janji itu pun dipenuhi oleh Dyah Wijaya. Majapahit bagian timur hingga selatan sampai pantai diserahkan ke Arya Wiraraja. Sesudah mendapat kekuasaan, Arya Wiraraja menjadi raja Majapahit Timur dengan pusat pemerintahan di Lumajang. Sementara Majapahit Barat dengan pusat pemerintahan di Majakerta, tetap dikuasai oleh Dyah Wijaya. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network