Salah satu peninggalan candi era mataram kuno. (Foto: storymap).

Perkawinan antara Pramodawardhani dan Mpu Manuku menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Sailendra di Mataram Kuno yang beribukota di Medang.

Sebab, sang raja memindahkan ibu kota kerajaan ke Mamrati, serta bangkitnya Dinasti Sanjaya yang berpengaruh terhadap perkembangan agama Hindu di Jawa. 

Pernikahan itu menghasilkan dua putra, yakni Rakai Gurunwangi Dyah Saladu atau Dyah Badra, dan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.

Kelak, Dyah Lokapala inilah yang berhasil menjadi Raja Medang sesudah berhasil menumpas pemberontakan Rakai Walang Mpu Kombhayoni yang berpusat di Bukit Baka. 

Sementara Dyah Saladu, kelak melakukan pemberontakan terhadap Dyah Lokapala karena cemburu tidak dinobatkan sebagai Raja Medang oleh ayahnya Mpu Manuku. 

Mengacu pada perselisihan kekuasaan antara Dyah Saladu dan Dyah Lokapala, perkawinan Pramodawardhani dan Mpu Manuku dapat dianggap sebagai ambang perang saudara raja-raja Medang, setelah bersatunya Dinasti Sailendra dan Sanjaya. 

Perang saudara ini berakhir pada tahun 928 bertepatan dengan meletusnya Gunung Merapi.


Editor : Reza Yunanto

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network