Pemberontakan Sadeng memunculkan perseteruan antarjenderal di Kerajaan Majapahit. (ilustrasi).

SURABAYA, iNews.id - Perseteruan antarjenderal pernah terjadi di Kerajaan Majapahit saat Putri Tribhuwana Tunggadewi berkuasa. Para pejabat negara itu saling intrik, bahkan nyaris bentrok karena ambisi dan berpedaan cara pandang. 

Kisah perseteruan antarjenderal itu terjadi saat Kerajaan Majapahit menghadapi ancaman pemberontakan Sadeng. Sementara Tribhuwana Tunggadewi belum terlalu berpengalaman menghadapi pemberontakan besar di pemerintahannya. 

Pemberontakan Sadeng terjadi pada 122. Ketika itu Sadeng yang berada di bawah kekuasaan Majapahit terang-terangan menentang sang ratu Tribhuwana Tunggadewi. Sebagaimana dikutip dari "Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit" dari Earl Drake, Sadeng negeri bawahan Majapahit di pesisir selatan mengumumkan tak mau lagi membayar upeti kepada pemerintah pusat. 

Gajah Mada pun segera berangkat bersama pasukannya ke Sadeng untuk menunjukkan betapa penolakan sepihak terhadap kewajiban sebuah negeri tak bisa dibiarkan. Sebagai panglima militer di Kerajaan Majapahit, Gajah Mada telah menyiapkan dua strategi secara perundingan dan berperang, untuk menaklukkan Sadeng. 

Di sisi lain ternyata Saden Kembar, seorang bangsawan senior yang ingin menjilat ratu, ternyata sudah mengepung kota dalam waktu singkat. Laporan perjumpaan antara Gajah Mada dan Kembar di jalan amat mengusik hati. Dilaporkan pasukan Gajah Mada bertemu dengan Kembar, yang tengah berdiri di atas sebatang pohon tumbang di hutan.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network