Bung Tomo merasa dirinya seolah dirinya egois dan hanya mencari kenikmatan diri sendiri. Seolah-olah ia merasa sangat berdosa karena pernikahannya diadakan dalam suasana demikian. Selain itu, sebelumnya Bung Tomo juga sempat mengecam pernikahan yang dilakukan di masa revolusi.
Konon hal itu ia sampaikan saat melakukan pidatonya. Tapi justru karena perkataannya itulah menjadikan Bung Tomo seolah bersalah dan menjilat ludah sendiri. Ia terkesan melanggar ucapan sendiri dengan menikahi kekasihnya pada masa-masa revolusi.
Pernikahan ini kala itu juga dipertanyakan oleh banyak pihak. Apalagi dengan pandangan banyak pemuda di masa itu. Perkawinan khususnya yang dilaksanakan di masa revolusi, merupakan adat feodal merupakan ciri egoistis manusia, untuk mengejar kebahagiaan pribadi. Revolusi menuntut pengorbanan dalam segala hal termasuk perkawinan sebagai kenikmatan pribadi.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait